NGAMPRAH– Musim kemarau yang terjadi sejak tiga bulan terakhir, berdampak pada penurunan kontribusi sektor pajak yang berasal dari Pajak Air Permukaan (PAP) di Kabupaten Bandung Barat. Hal itu diungkapkan Kepala Cabang Pelayanan Bapenda Jabar Wilayah Kabupaten Bandung Barat Dwiyanti di Ngamprah, Rabu (12/9).
Menurut dia, selain pendapatan diraih dari pajak kendaraan, pihaknya juga terus menggenjot taget dari PAP yang potensinya cuku besar di Bandung Barat. “Tiga bulan terakhir memang pajak air ini menurun karena pengaruh musim kemarau. Pajak air itu dibayarkan setiap bulan berdasarkan pada debit airnya. Kita optimis disisa akhir tahun biasanya memasuki musim hujan yang bisa menambah lagi sumber pajaknya,” ungkapnya.
Dwiyanti menyebutkan, saat ini ada 42 perusahaan yang membidangi sektor pajak air permukaan. Namun dari jumlah tersebut hanya 31 perusahaan yang aktif dalam membayar pajak.
Menurutnya, perusahaan-perusahaan yang tidak aktif membayar pajak, merupakan perusahaan yang belum memperpanjang Surat Izin Pengambilan Air Bawah Tanah (SIPA) serta perusahaan yang tidak lagi beroperasi. “Selain memang perusahaan itu sudah ada yang habis izin sipa, ada juga perusahaan yang memang benar-benar tutup. Data total ke seluruhan perusahaan yang ada di kami, hanya 31 saja perusahaan yang aktif,” ujarnya.
Lebih jauh Damayanti menjelaskan, secara ke seluruhan target pencapaian pendapatan khsusunya dari sektor PAP mencapai Rp 23 miliar pada tahun ini. Hingga saat ini baru terealisasi diangka 65 persen. Dua perusahaan Unit Jasa Pembangkitan (UJP) Indonesia Power dan Unit Pembangkit Jawa Bali (PJB) Cirata menjadi paling dominan sebagai penyumbang terbesar pendapatan pajak tersebut.
“Total pendapatan PAP khusus dari Indonsia Power dalam setiap bulan itu bisa mencapai Rp 1 miliar. Namun karena dipengaruhi faktor cuaca seperti sekarang, sehingga pendapatan pada tahun ini pun menurun, dan hanya mencapai Rp 600 juta untuk per bulan,” katanya.
Menurut Dwiyanti, meskipun PAP tidak sebanding dengan pendapatan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), namun kontribusi sektor pajak yang berasal dari PAP di KBB menjadi salah satu penyumbang PAP tertinggi untuk wilayah Jawa Barat.