SURABAYA– Legenda hidup Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman secara resmi bergabung dengan Persebaya sebagai pelatih. Tak hanya datang ke Surabaya untuk menjadi pelatih, dia pun ikut menjadi pendukung Persebaya Surabaya, alias Bonek. Usai mendapatkan kartu Persebaya Selamanya, pelatih yang karib disapa Djanur ini sah menjadi seorang Bonek.
Djanur memperoleh kartu Persebaya Selamanya setelah mendaftarkan diri di Mes Karanggayam, Rabu (5/9). Eks pemain dan pelatih Persib ini tiba di markas lawas Persebaya ini sekitar pukul 14.00 WIB.
Sebelum memimpin latihan, Djanur terlebih dulu mendaftar sebagai suporter Persebaya. Kedatangan Djanur menyita perhatian sejumlah Bonek yang juga tengah mendaftarkan diri mereka siang tadi. Mereka tampak senang bisa bertemu langsung dengan nakhoda anyar Green Force – julukan Persebaya.
“Sah,” teriak salah satu suporter tatkala Djanur menunjukkkan kartu Persebaya Selamanya kepada awak media. Setelah itu, sejumlah Bonek tampak mengantre untuk berfoto dengan mantan pelatih PSMS itu.
Setelah mendaftarkan diri sebagai pemilik kartu Persebaya Selamanya, Djanur menyempatkan untuk berkeliling Mes Karanggayam. Setelah itu, ia juga menyambangi Lapangan Karanggayam.
Tepat pukul 15.00 WIB, para pemain Persebaya sudah mulai berdatangan ke Karanggayam. Setelah berganti kostum, sesi latihan perdana bersama Djanur pun dimulai tepat pukul 15.30 WIB.
Ada empat alasan yang membuat Djadjang Nurdjaman menerima pinangan dari Persebaya Surabaya. Satu di antaranya adalah karena Persebaya memiliki sejarah panjang di sepak bola Indonesia.
Kepada JawaPos.com, Djanur mengungkapkan empat alasannya memilih Persebaya sebagai pelabuhan karirnya. “Pertama, Persebaya memiliki historis yang sangat panjang. Melegenda,” ungkap Djanur.
“Kedua, adanya Bejo Sugiantoro di tim ini. Sehingga saya yakin bisa bekerja sama karena beliau tahu segalanya tentang Persebaya. Legenda Persebaya juga,” imbuh mantan pemain dan pelatih Persib Bandung itu.
Alasan ketiga adalah gaya bermain Persebaya. Djanur mengaku sering melihat dan memperhatikan Persebaya. “Saya mengikuti kiprah Persebaya sejak sama-sama di Liga 2. Mereka salah satu tim yang saya suka cara bermainnya,” imbuh Djanur.
Faktor keempat adalah materi pemain. Menurut Djanur, Persebaya diperkuat pemain-pemain muda yang cukup potensial. Materi pemain inilah bekal Djanur untuk mengangkat Persebaya dari papan bawah. “Saya cukup optimistis bisa mengangkat Persebaya lebih baik lagi,” tutup mantan pelatih PSMS Medan itu. (saf/JPC)