Pemilu 2019 Akan jadi ’Kuburan’ Partai Politik

Dalam survei yang dilaku­kannya pada bulan Februari sampai Juli 2018. Hasan men­jelaskan, elektabilitas Pra­bowo mengalami kenaikan dari 33,6 persen menjadi 36,8 persen. Sedangkan Jokowi hanya mengalami trend ke­naikan sebesar 52,0 persen menjadi 52,6 persen.

”Jokowi dan Prabowo, kedua tokoh capres elektabilitasnya semakin menguat. Meskipun saat ini Prabowo belum mampu mengejar ketertinggalan dari Jokowi, namun mengingat jad­wal kampanye yang sangat pan­jang, dinamika persaingan d iantara keduanya akan semakin menarik,” kata Hasan.

Tak hanya itu, Hasan me­nyebut dalam segi elektabi­litas cawapres kedua kubu. Ma’ruf Amin dan Sandiaga Uno bersaing ketat. Meski popularitas masih unggul, akantetapi elektabilitas man­tan wakil gubernur DKI Ja­karta itu masih kalah tipis dari Ma’ruf Amin.

”KH Ma’ruf Amin lebih ung­gul 45,2 persen dibanding San­diaga Uno 43,1 persen. Meski­pun begitu, keduanya bersaing ketat di pemilih muda dan tua. Sandiaga unggul di pemilih muda dan KH Ma’ruf Amin unggul di pemilih dewasa dan tua,” ungkapnya.

Lebih jauh, Hasan mengutara­kan, dalam simulasi pasangan capres dan cawapres, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin masih ung­guli rivalnya. Mereka menda­patkan elektabiltias sebesar 53,6 persen, sementara itu Prabowo-Sandiaga hanya memperoleh 35,2 persen. Namun, yang belum memutuskan sebesar 11,2 persen.

”Posisi cawapres di kedua pasangan kandidat ternyata tidak cukup signifikan untuk mengubah pilihan pemilih, publik masih melihat kekua­tan figur masing-masing kan­didat capres sebagai faktor penting dalam menentukan pilihannya,” pungkasnya.

Sebagai informasi ARC mela­kukan survei pada 12-18 Agus­tus 2018. Riset menggunakan multistage random sampling dengan melibatkan 1.500 responden berusia 17 tahun ke atas. Sampel diambil di seluruh provinsi Indonesia. Margin of error 2,53 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.(aim/JPC/ign)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan