JAKARTA – Pemilihan legislatif 2019 diprediksi akan menjadi ‘kuburan’ bagi sejumlah parpol papan tengah dan bawah. Pasalnya, ambang batas parlemen (parliamentary threshold) sebesar 4 persen hanya akan meloloskan lima parpol ke Senayan.
Itu diungkapkan oleh Founder Alvara Reasearch Center (ARC) Hasanuddin Ali dalam paparannya di Hotel Oria, Jakarta, kemarin (26/8). Dia menyebut, lima partai yang lolos ke Senayan itu yakni PDI Perjuangan dengan 26,1 persen suara dan partai Gerindra sebesar 18,7 persen.
Selain itu, diposisi selanjutnya adalah partai Golkar sebesar 7,8 persen, Partai Demokrat dengan 5,5 persen dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebesar 5,4 persen suara.
”Kita bisa melihat secara umum PDIP stabil diangka 24 sampai 27 persen, Gerindra ada trend kenaikan dan golkar stagnan,” kata Hasan dalam paparannya di Hotel Oria, Jakarta, kemarin (26/8).
Di sisi lain, imbuh Hasan, parpol lainya masih berkutat untuk mencapai perolehan suara 4 persen. Posisi mereka pun saat ini dinyatakan tidak akan lolos ke Senayan. Namun, kondisi ini bisa jadi berubah sampai pelaksanaan pileg mendatang.
Mereka adalah Partai NasDem sebesar 3,9 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memperoleh 3,2 persen. Kemudian ada Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mencapai 3,0 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 2,7 persen dan Partai Perindo sebesar 1,8 persen.
Sementara itu, partai politik yang masih di bawah 1 persen adalah Partai Hanura 0,9 persen, Partai Bulan Bintang (PBB) 0,4 persen, PKPI 0,3 persen. Kemudian PSI sebesar, 0,3 persen, Partai Berkarya sebesar 0,2 persen dan Partai Garuda hanya memperoleh 0,1 persen.
Untuk responden belum memutuskan sebesar 19,7 persen. Ia menyebutkan, hasil ini menjadi bukti bahwa masih parpol baru belum dapat bersaing dikontestasi lima tahunan tersebut.
”Jadi parpol-parpol lama masih mendominasi pileg kita,” pungkasnya.
Sementara berkaitan dengan Pilpres 2019, persaingan antara pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin melawan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, makin sengit. Buktinya hasil temuan ARC memaparkan jarak elektabilitas antara kedua tokoh nasional itu mulai bersaing.
Hasanuddin menyebutkan, dalam segi elektabilitas capres, baik Prabowo maupun Jokowi sama-sama memiliki trend kenaikan elektabilitas dari survei sebelumnya. Namun, mantan Danjen kopassus itu cenderung lebih mengalami kenaikan yang signifikan.