“Sebagai tuan rumah, Indonesja harus sukses 4 S. Yakni ukses penyelenggaraan 2.sukses prestasi 3.sukses ekonomi 4 sukses prestasi,” pungkasnya.
Anggota Komisi X DPR RI Ledia Hanifa mengaku, tak mempermasalahkan pelaksanaan opening ceremony Asian Games dengan menampilkan video Jokowi menggunakan moge.
“Karena setiap negara yang punya kesempatan untuk menjadi tuan rumah, akan memaksimalkan pembukaan dan penutupan. Jadi masih bisa ditolerir,” kata Ledia kepada INDOPOS.
Namun hal lain yang menjadi kritikan adalah besarnya pembiayaan pembukaan acara itu disaat warga Lombok sedang tertimpa musibah.
“Meskipun ada berdoa untuk Lombok memang kesannya jadi berlebihan ditengah-tengah ada bencana yang tak kunjung dinyatakan sebagai bencana nasional,” cetusnya.
Lebih lanjut, politisi Partai Keadilan Sejahtera ini mengkritik adanya perusahaan asing yang mengatur acara tersebut.
“Sayangnya pemegang EO-nya bukan perusahaan Indonesia. Padahal saya yakin orang Indonesia punya kemampuan lebih untuk mengerjakannya,” ujarnya.
Sementara, pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina Jakarta Hendri Satrio menilai, Presiden Joko Widodo pintar memanfaatkan situasi dengan menampilkan video aksi berkendara motor mengatasi kemacetan saat pembukaan acara itu di GBK.
“Jokowi pintar memanfaatkan keuntungan sebagai petahana dan dia memanfaatkan dengan baik momen olahraga Asian Games di tahun politik,” kata Hendri kepada INDOPOS.
Menurutnya, setidaknya hal itu sengaja dibuat agar publik memperbincangkan video pendek itu meski menuai kritikan banyak pihak. “Minimal itu akan diperbincangkan terus,” ucapnya.
Tetapi, bagi direktur lembaga survei Kedai Kopi ini, seharusnya Jokowi tidak perlu menampilkan stuntman. “Menurut saya gak apa (aksi Jokowi). Bagus juga video ini walaupun mustinya gak usah pake stuntman. Sebetulnya masuk stadion pake motor juga udah luar biasa. Bagus lah dia (Jokowi) memanfaatkan situasi sebagai petahana,” imbuhnya.
Kritikan juga datang dari Presidium Pergerakan Pembaharuan Andrianto. Menurutnya, aksi tersebut tak lebih hanya sebagai aksi lucu-lucuan namun, tak nyambung dengan substansi acara.
“Ada banyak yang bikin kita miris yakni subtansi dari kegiatannya gak nyambung dan norak apalagi memakai stuntman (pemeran pengganti),” cetusnya.
Dirinya juga menegaskan, video itu mencontoh dari aksi pembukaan acara Olimpiade 2012 di London. Yakni dimana Ratu Elizabeth II menghadiri pesta pembukaan Olimpiade 2012 di London dengan cara terjun payung dari heli James Bond diperankan oleh aktor Daniel Craig. Namun aksi keduanya diperankan oleh stuntman. “Video Jokowi itu tak lebih hanya plagiat dari aksi Ratu Elisabeth II,” ungkapnya.