CIMAHI– Dinas Perhubungan Kota Cimahi mencatat, jumlah pelanggaran lalu lintas selama 2017, mencapai 8.000 kasus. Sementara jumlah kecelakaan mencapai 450 kasus yang mengakibatkan sebanyak 55 orang meninggal dunia.
Kepala Bidang Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan Kota Cimahi, Endang mengatakan, jumlah angka kecelakaan lalu lintas di Kota Cimahi dianggap cukup memprihatikan. Apalagi kecelakaan tersebut banyak terjadi kepada para pelajar. Untuk meminimalisir kecelakaan lalu lintas terhadap pelajar maka pihaknya menjadikan para guru sebagai kepanjangan tangan dalam menyosialisasikan keselamatan dalam berlalulintas.
“Para guru ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada pelajar dan orang tua tentang ketertiban dalam berlalulintas. Sekolah memiliki peran yang penting dalam menyebarluaskan informasi lebih lanjut kepada siswa dan orang tua,” ujar Endang, di Komplek Pekantoran Pemkot Cimahi, Jalan Demang Hardjakusuma, Rabu (15/8).
Menurut Endang, penyebab banyaknya kasus kecelakaan lalu lintas terhadap pelajar dikarenakan belum siap secara mental dalam berkendara. Selain tentunya belum ditunjang dengan Surat Izin Mengemudi (SIM) karena belum cukup umur.
“SMP-SMA sudah bawa kendaaraan, belum punya SIM. Secara psikologi, secara kemampuan belum laik sehingga kita berikan informasi agar tak terjadi kecelakaan di lapangan,” ujarnya.
Untuk itu, Endang berharap para orang tua siswa agar tak membiarkan anaknya membawa kendaraan ke sekolah. Sebab selain tidak memenuhi syarat berkendara karena belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), secara psikologis siswa atau pelajar belum cukup siap untuk berkendara yang dikhawatirkan menyebabkan kecelakaan lalu lintas.
“Kita sudah koordinasi dengan Disidk untuk menginformasikan lebih lanjut kepada para orang tua murid agar mereka (pelajar) tidak membawa kendaraan ke sekolah,” terangnya.
Tidak hanya itu, Endang mengaku, untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas terhadap pelaja, pihaknya juga kerap melakukan berbagai antisipasi. Salah satunya dengan memberikan simulasi cara berkendara yang aman atau safety ridding kepada siswa.
“Kita informasikan mulai dari persiapan, kelengkapan kendaraan dan sebagainya. Kemudian cara mengemudinya apakah sudah betul atau belum bagaimana dia mematuhi rambu di jalan. Itu kita sampaikan kepada para pelajar,” pungkasnya. (ziz)