BANDUNG – Menjelang hari raya idul adha, Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung gencar melakukan pemeriksaan hewan kurban. Upaya ini untuk memastikan hewan kurban yang dijual ke masyarakat aman dari segala penyakit.
Pihaknya sudah meyiapkan mekanisme untuk memasatikan tak ada hewan kurban yang tertular anthrax dengan menerjunkan petugas yang langsung mendatangi tempat-tempat penjualan hewan kurban.
Hal itu diungkapkan oleh kepala Dispangtana Kota Bandung Elly Wasliah usai melepas tim antemirtem dan post mortem yang akan memeriksa hewan kurban, di Kantor Dispangtan, Jalan Arjuna Kota Bandung, Senin (6/8).
“Kita sudah antisipasi itu. Tim yang kita lepas sudah paham dan prosesurnya sudah kita siapkan,” Ucap Elly.
Lebih lanjut Elly menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengidentifikasi kota-kota yang merupakan endemis penyakit anthrax. Disebutnya beberapa kota sudah di terindikasi ada wabah anthrax, yakni, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, Kota Bogor, Kota Depok dan Kota Bekasi.
Elly minta masyarakat berhati-hati saat beli hewan kurban dan menghindari hewan kurban dari daerah endemis anthrax.
“Setiap hewan kurban dari luar kota akan kami periksa. Jika layak dia akan memiliki SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan) dari pemerintah kota asal,” katanya.
Kepala Dinas kelahiran Tasikmalaya tersebut mengatakan, pihaknya tidak hanya memeriksa SKKH dalam menentukan dalam menentukan kelayakan hewan kurban sesuai standar dari pemerintah.
Menurutnya, tim ante mortem Distan akan memeriksa seluruh fisik hewan kurban. Sehingga, masyarakat juga harus tahu ciri-ciri hewan sehat di antaranya. Matanya cerah, telinga bersih tak ada cairan. Cairan hidungnya bening, giginya sudah tanggal yang artinya berusia diatas dua tahun dan testisnya ada dua kakainya.
’’Lihat dari kondisi fisiknya juga hewan sehat biasanya memiliki lincah dan aktif tidak terlihat lemas,”ucap Elly. (mg3/yan)