Penguasaan ilmu eksakta, terutama di bidang science, technology, engineering, dan mathematic, memegang peran penting di dunia pendidikan. Keempat bidang tersebut menjadi kunci sukses bagi pembangunan negara, terutama dalam mempersiapkan revolusi pembelajaran di Kota Bandung.
”Pendidikan berbasis STEM membentuk sumber daya manusia (SDM) yang mampu bernalar dan berpikir kritis, logis, dan sistematis, sehingga mereka nantinya mampu menghadapi tantangan global serta mampu meningkatkan perekonomian,” tutur Bambang.
Pendidikan STEM mengasah kemampuan siswa Kota Bandung untuk memahami isu yang lebih kompleks, sehingga dapat mencari solusi yang kreatif. Kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan keterampilan kreatif guna meningkatkan produktivitas.
”Keberhasilan Indonesia, khususnya Kota Bandung di masa mendatang sangat bergantung pada keahlian/ketrampilan dan kemampuan berfikir tinggi, terutama di bidang STEM,” tegasnya.
Bambang mengungkapkan, pendidikan STEM menerapkan pembelajaran berbasis pemecahan masalah yang sengaja menempatkan penyelidikan ilmiah dan penerapan matematika dalam konteks merancang teknologi sebagai bentuk pemecahan masalah.
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STEM secara langsung memberikan latihan kepada peserta didik untuk dapat mengintegrasikan masing-masing aspek sekaligus. Proses pembelajaran yang melibatkan keempat aspek tersebut akan membentuk pengetahuan tentang subjek yang dipelajari lebih dipahami.
Dalam model pembelajaran STEM menjadikan peserta didik mengenali sebuah konsep atau pengetahuan dalam sebuah kasus. Sebagaimana dalam pembelajaran fisika, maka STEM membantu peserta didik untuk menggunakan teknologi dan merangkai sebuah sebuah percobaan yang dapat membuktikan sebuah hukum atau konsep sains.
”Kesimpulan tersebut didukung oleh data yang telah dikelola secara matematis,” tuturnya.
Bambang mencontohkan, hasil pendataan suatu permasalahan di suatu lingkungan mendapati permasalahan serius tentang sampah. Maka, siswa akan mempelajari sampah tersebut melalui pendekatan STEM.
”Dalam pelajaran matematika, siswa akan menghitung berapa banyak sampah. Bidang teknologi, siswa akan mempelajari teknologi apa yang pas untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut. bidang sains atau IPA, siswa akan mempelajari karakteristik sampah dan cara menguraikannya,” kata dia mencontohkan penerapan pembelajaran model STEM.
Gagasan revolusi pembelajaran ini, kata Bambang, akan dilaksanakan secara serentak di seluruh sekolah di Kota Bandung dengan mengacu pada kurikulum 2013 dan Perda Pendidikan Kota Bandung mulai Agustus ini.