Turun Helikopter Harti Tegar, Erlin Nangis Shock

Bagi Em yang sudah berkali-kali naik gunung, pengalaman mendaki disertai gempa yang cukup besar baru kali ini dia alami. Meski begitu, itu tidak membuatnya kapok untuk mendaki Rinjani lagi.

’’Soalnya, saya belum sampai puncak. Mungkin tahun depan saya ke sini lagi,’’ tuturnya.

Pengalaman yang tidak jauh berbeda dirasakan Kapusdiklat LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) Suharti. Dia mendaki ditemani 2 staf, 2 porter, dan 1 guide. Dia bermaksud berlibur di sela-sela tugas yang menguras pikiran.

Harti –begitu dia biasa dipanggil– mendaki gunung berketinggian 3.726 mdpl itu sejak Jumat (27/7). Dari Sembalun, dia menjelajahi jalur pendakian Rinjani hingga Danau Segara Anak, lalu turun lewat Senaru, jalur pendakian lain yang berada di Desa Bayan, Lombok Utara. Rencananya, setelah menginap di Danau Segara Anak,  Minggu (29/7) Harti sudah harus terbang ke Bali. ”Karena Senin pagi saya ada acara di Bali,” tuturnya.

Namun, apa daya, gempa tektonik yang mengguncang Lombok mengubah agenda acara Harti. Belum sempat turun, dia bersama rombongan malah terjebak di tengah perjalanan. Bahkan, Harti dan rombongan menjadi kelompok pendaki terakhir yang kemarin siang berhasil dievakuasi tim penyelamat gabungan. Itu pun tidak melalui jalur Sanaru seperti rencana semula, melainkan lewat jalur Sembalun.

Dramatisnya lagi, mereka harus dievakuasi dengan menggunakan helikopter karena jalur yang dilalui cukup berat bila lewat darat. Maka, dari rencana Harti mendaki selama tiga hari dua malam menjadi lima hari empat malam. Bahkan, jalur yang dirasakannya tiga hari terakhir sangat berat. Tidak heran, begitu turun dari helikopter di lapangan base camp, Harti langsung sujud syukur.

Wajahnya masih terlihat pucat kelelahan. Tubuhnya lemas. Tapi, dia mengaku tidak apa-apa. ’’Saya kuat, saya kuat,” imbuhnya sambil menolak dipapah petugas.

Dari helikopter, Harti berjalan pelan menuju posko kesehatan. Tidak banyak yang keluar dari mulutnya. Tapi, begitu memandang Erlin Halimatussadiyah, stafnya yang ikut dalam pendakian, Harti langsung memeluk dengan erat. Keduanya juga menangis, terharu.

Erlin memang tampak shock. Dia tidak henti menangis. Setiap kali mengingat guncangan gempa yang dia rasakan, Erlin langsung menangis. Apalagi melihat para pendaki lain yang panik dan berteriak ketakutan. Erlin ikut histeris. ’’Dia (Erlin, Red) shock sekali,” ungkap Harti.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan