DAYEUHKOLOT – Instalansi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terpadu PT MCAB Jalan Cisirung, Kelurahan Pasawahan, yang menampung limbah pabrik sebanyak 24 pabrik di kawasan Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung diduga membuang limbah langsung ke sungai Citarum. Oleh karena itu, satuan petugas (satgas) Citarum Harum sektor 7 menutup saluran limbah siluman tersebut, Senin (23/7).
Komandan Satgas Citarum Harum Sektor VII Kolonel Kav Purwadi mengungkapkan IPAL terpadu yang dikelola oleh PT MCAB tersebut mengelola limbah dari 24 pabrik. Pihaknya melihat pengolahan limbah, dan diketahui ada limbah yang diolah dan diduga lebih banyak yang tidak diolah kemudian dibuang ke sungai Citarum.
“Hari ini kami telah melakukan penutupan saluran pembuangan limbah dari IPAL MCAB Cisirung. Karena sejak 27 Maret hingga sekarang tidak ada perubahan signifikan. Air limbah hitam dan berbau, setelah itu beberapa kali saya melakukan pengamatan di pabrik berkordinasi dengan DLH Kabupaten Bandung dan Polres Bandung,” kata Purwadi saat ditemui di lokasi penutupan, Senin (23/7).
Purawadi pun menjelaskan, sebelum melakukan penutupan, pihaknya melaksanakan pemeriksaan dan penelusuran saluran sungai Cisuminta dan didapatkan hasilnya bahwa, Air hitam pekat dan berbau, tembok kolam utama di inlide nya bocor, sehingga langsung mengalir ke sungai, air limbah dari bak penampungan sebagian dialirkan langsung kesungai sebagian di pompa disalurkan ke saluran lain dan sebagian diolah.
“Pada saat sungai dimasukan batu dan pasir terdapat aliran lain dari PT MCAB Cisirung, Sebelum dimasukkan semen cor, tim melakukan pengecekan ke IPAL Cisirung dan Wil pabrik sekitarnya didapatkan hasil Bahwa Air limbah di IPAL meluber, dan beberapa pabrik dikawasan Jl Moch Toha Depan Pabrik Cokelat PT Delfi, Pt. Bakery Calebout, sehingga, didapatkan aliran limbah,” jelasnya.
Setelah melakukan peninjauan, ungkapnya, tidak ada perubahan yang signifikan, aliran limbah di saluran tersebut masih berwarna hitam pekat dan berbau. Akhirnya, dengan penuh pertimbangan, Satgas Citarum Harum Sektor VII terpaksa melakukan penutupan terhadap saluran limbah tersebut.
“Setelah kami lakukan pengamatan, sampai dengan hari ini sudah beberapa kali ternyata tidak ada perubahan yang signifikan terhadap saluran ini, akhirnya dengan pertimbangan yang berat kami akan tutup hari ini dengan risiko nanti di beberapa tempat atau pabrik akan mengalami kebanjiran,” jelasnya.