BANDUNG – Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) telah berhasil menerbangkan tiga kelompok terbang (kloter) jamah calon haji (JCH). Meskipun dalam praktiknya harus berputar-putar.
JCH yang tergabung dalam kloter 1 dari Sumedang, misalnya. Harus berangkat ke Bekasi untuk pemeriksaan administrasi dan lainnya, kemudian terbang ke Majalengka. Padahal antara Sumedang dan Majalengka berbatasan.
Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPRD Jabar Daddy Rohandy tiga penerbangan di BIJB hanya merupakan simbolis. Ketiga kloter itu yakni, kloter 1 asal Sumedang, kloter 70 asal Majalengka dan kloter 98 yang merupakan kloter gabungan.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Jabar Daddy Rohandy membenarkan jika dalam penerbangan simbolis sebagai pilot project itu baru tiga kloter.
“Pemerintah telah mencanangkan BIJB Kertajati-Majelangka dari jauh-jauh hari untuk dipergunakan pemberangkatan JCH asal Jawa Barat pada 1439H/ 2018. Akhirnya bisa terpenuhi, meskipun baru secara simbolis,” ujar Daddy Rohandy pada Jabar Ekspres kemarin (20/7).
Dia berharap kedepanya BIJB tidak hanya mampu memberangkatkan tiga kloter saja tetapi semua JCH asal Jawa Barat. Untuk itu, pihaknya meminta segera dibangun sarana dan prasarana kebutuhan haji. Seperti, penambahan landas pacu yang sampai saat ini baru 2.500 meter dari target 3.000 meter.
”Kemudian, embarkasi atau asrama haji yang dinilai sangat diperlukan apabila BJIB Kertajati ingin menerbangkan JCH asal Jawa Barat seluruh kloter,” terangnya.
Saat ini ungkap dia, kondisi runway atau landas pacu BIJB saat ini baru mencapai 2.500 meter sedangkan pesawat Saudi Arabia Arline menggunakan jenis pesawat Boing 777 yang membutuhkan Runway paling pendek 3.000 meter.
”Artinya, masih kurang sehingga pemberangkatan JCH yang sekarang berangkat dari CJH harus menggunakan pesawat sedang lalu turun transite ke Bandara Soeta (Cingkareng). Kemudian lanjut ke tanah suci (untuk Gelombang I turun di Madinnah dan untuk Gelombang II di Jeddah-Mekkah) menggunakan pesawat Saudi Arabia Airline,” ungkapnya.
Karena itu, DPRD Jabar dan Pemprov akan mendesak konsorsium PT Angkasa Pura II dan PT BIJB selaku operator Bandara BIJB untuk segera membangun perpanjangan landas pacu yang masih kurang saat ini.
”Kebutuhan lain yang harus segera diadakan adalah embarkasi atau asrama haji, karena disekitar BIJB belum ada embarkasi haji. Sehingga, JCH asal Jawa Barat tetap masuk ke embarkasi Bekasi,” ujarnya.