BANDUNG – Masih mahalnya harga telur ayam diseluruh pasar di Jabar membuat jajaran reskimsus turun tangan untuk melakukan penyelidikan.
Kabid Humas Polda Jabar Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, dari hasil pemeriksaan di lapangan polisi tidak menemukan adanya praktik penimbunanyang dilakukan para pedagang ataupun peternak.
Menurutnya, setiap perkembangan perekonomian fungsi kepolisian memantau harga pasar. Sehinggam bila ada kenaikan tidak akan signifikan.
Truno mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi ada banyak faktor yang bisa membuat harga pangan meroket. Di antaranya kenaikan harga bisa berasal dari petani atau peternak. Selain itu, kenaikan bahan pokok bisa dipengaruhi juga oleh distribusi pengiriman dan faktor kenaikan lainnya.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar Kombes Samudi memastikan naiknya harga telur ayam bukan karena adanya penimbunan. Menurutnya, saat ini memang sedang terjadi kenaikan pada produsen di Blitar.
Satgas Pangan Jabar juga sudah mengecek langsung ke pasar. Salah satu yang diambil sampel ialah pasar Gedebage Bandung. Harga di pasar Gedebage telur ayam Rp 26 ribu per kilogram.
“Tim satgas pangan sudah turun. Hasil pengecekan tidak ditemukan penimbunan atau penyimpangan,” kata pria yang juga menjabat Ketua Satgas Pangan Jabar.
Sebelumnya,harga telur ayam di sejumlah wilayah di Jawa Barat masih tinggi berkisar Rp 27 ribu – Rp 30 ribu per kilogram. Meroketnya harga telur ayam di pasaran ini terjadi beberapa pekan terakhir. (bbs/yan)