BANDUNG – Menjelang datangan hari Raya Idul Adha Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat akan lebih intensif untuk mengawasi hewan kurban.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan, hewan kurban yang dijual harus memperhatikan mengenai kesehatan dan fisik hewan.
Menurutnya, pada Idul Adha sudah dipastikan permintaan hewan kurban selalu tinggi. Sehingga, pengiriman hewan akan sering terjadi. Terlebih, untuk Jawa Barat adalah provinsi terbesar akan permintaan hewan kurban.
’’DKPP Jabar tentu akan melakukan pengawasan yang ketat, agar tidak ada hewan kurban yang tak layak lolos dari pengawasan,’’jelas Dewi ketika ditemui kemarin. (17/7).
Dia menegaskan, hewan kurban yang masuk ke Jabar, tentu harus ada Surat Keterangan Hewan Kurban (SKHK) yang menyatakan hewan kurban sehat dan layak. Namun, bii dilakukan pengecekan ada kecacatan maka akan tindaklanjuti.
Dewi memaparkan, untuk memaksimalkan pengawasan ini pihaknya dalam waktu dekat akan melaksanakan rapat koordinasi untuk menanyakan sejauh mana persiapan seluruh kabupaten dan kota.
Selain itu, sosialisasi mengenai cara pemotongan hewan kurban yang benar akan disampaikan kepada masyarakat dan rumah potong hewan agar dalam pelaksanaan hewan kurban memperoleh daging yang sehat.
’’Ini dilakukan untuk mengingatkan kembali kepada masyarakat terutama petugas pemotong hewan kurban harus sesuai aturan kesehatan dan agama,’’kata Dewi.
Dia menambahkan, sosialisasi akan diberikan kepada masyarakat luas mengenai ciri-ciri hewan kurban sehat dan menditeksi hewan kurban berpenyakit. Hal ini, sebagai antisipasi apabila ada hewan kurban yang lolos dari pengawasan dan terjual kepada masyarakat.
“Seperti sosialisasi mengenai kondisi paru, hati dan mata sebelum dan setelah disembelih yang terindikasi terkena penyakit, dan apabila ditemukan penyakit maka tidak boleh dimakan dan harus segera dimusnakan,” ujarnya.
Sementara itu, imbuh Dewi untuk tenaga pemotongan, DKPP Jabar akan mengerahkan 200 orang. Jumlah ini sama seperti tahun sebelumnya.
’’Sedangkan kota, dilihat dari data hanya 50 pemotong saja, dan pemotong-pemotong ini akan dilatih kembali,’’pungkas dia. (mg2/yan)