CIMAHI – Untuk mengatasi masalah banjir di Kota Cimahi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Cimahi berencana akan melakukan perbaikan pada salaran drainase dan ruas jalan.
Kepala Bidang Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Wilman Sugiansyah mengatakan, pekerjaan tersebut merupakan bagian dari lanjutan proyek 2017 lalu.
Pada 2018 ini, Dinas PUPR bersiap melelang 24 paket pengerjaan untuk perbaikan drainase, ruas jalan, maupun keduanya secara sekaligus.
“Saat ini yang sudah masuk ke Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) diantaranya pengerjaan perbaikan di Jalan Cibaligo, Jalan Daeng Ardiwinata, dan Jalan Ibu Ganirah,” katanya, saat ditemui di Komplek Perkantoran Pemkot Cimahi, Senin (9/7).
Berdasarkan penelusuran pada situs lpse.cimahikota.go.ig, nilai pagu paket pengerjaan untuk Jalan Cibaligo sebesar Rp 1,5 miliar, untuk Jalan Daeng Ardiwinata sebesar Rp 5,2 miliar, dan untuk peninggian Jalan Ibu Ganiran memerlukan anggaran sebesar Rp 1,9 miliar.
“Ada beberapa yang sudah dipastikan hanya perbaikan badan jalannya saja ada juga yang drainasenya saja. Untuk di Jalan Daeng dan Jalan Ibu Ganirah itu sekaligus peninggian,” kata dia.
Menurut Wilman, untuk pengerjaan yang lain, pihaknya akan menangani perbaikan di wilayah Cibaligo, Jalan Demang Hardjakusumah, Jalan Cihanjuang, Jalan Encep Kartawirya, dan jalan lainnya.
Semua jalan yang masuk dalam rencana pengerjaan merupakan jalan yang strategis sebagai penghubung semua wilayah di Kota Cimahi.
“Itu semua jalan strategis, sehingga membutuhkan perhatian khusus. Ada juga pengerjaan drainase di Jalan Stasiun Cimahi, tepatnya dari depan Pura Sriwijaya sampai Gatot Subroto, itu termasuk dengan trotoarnya. Kalau saya lihat mappingnya, memang semua strategis, jadi wajar kalau pengerjaannya dipaketkan seperti ini,” ujarnya.
Wilman menyebutkan, perbaikan dan pengerjaan jalan-jalan tersebut juga meliputi hotmix dan peninggian, serta perbaikan drainase.
“Semua pengerjaan perbaikan saluran atau drainase tidak memiliki ukuran standar. Hal tersebut karena kebutuhan untuk setiap wilayah berbeda-beda,” sebutnya.
Wilman menjelaskan, untuk drainase sebisa mungkin sesuai standar. Namun dia mengaku akan sulit dilakukan. Sebab, setiap wilayah memiliki kondisi berbeda. Sehingga, hanya menyesuaikannya saja.