Dijelaskan pria yang lekat dengan iket Sunda itu, Golkar juga harus menjadi pusat peradaban. Kantor Golkar menurut dia, harus tertata dan melambangkan peradaban masyarakat.
”Bangunan kantor harus mewakili kultur lingkungan. Artinya, harus ditata agar jangan terkesan formal. Golkar harus terbuka untuk berbagai usulan pemikiran agar melahirkan cetak biru solusi masalah,” katanya.
Seluruh fasilitas yang ada di Kantor Golkar, kata dia, harus melahirkan benefit untuk publik. Kiprah di tengah-tengah publik diyakini akan semakin menguatkan orientasi Golkar sebagai partai rakyat.
”Misalnya ini di Subang. Aulanya boleh digunakan untuk resepsi pernikahan warga. Kemudian, menjadi pusat peradaban budaya berikut kesenian. Di Subang ini kan banyak kesenian, ada wayang, jaipong dan sisingaan,” ujarnya saat berkunjung ke Kantor DPD Partai Golkar Kabupaten Subang di Jalan Arief Rahman Hakim, kemarin (5/7). (bon/rmo/ign)