BANDUNG – Lebih dari empat tahun program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang dikelola BPJS Kesehatan berjalan. Sebagai salah satu rangkaian kegiatan HUT BPJS Kesehatan ke-50, serta dalam rangka memastikan peserta JKN-KIS mendapat pelayanan terbaik, para Kepala Cabang BPJS Kesehatan terjun langsung meninjau pelayanan di Kantor Cabang BPJS Kesehatan wilayah kerja masing-masing. Tak hanya itu, mereka pun turut melayani langsung para peserta JKN-KIS yang datang berkunjung.
“Kegiatan eksekutif frontliner ini merupakan salah satu wujud komitmen kami dalam menjaga dan mengoptimalkan mutu pelayanan kepada peserta JKN-KIS. Kepuasan dan loyalitas peserta menjadi prioritas kami. Untuk itu, ke depannya kami berharap para Duta BPJS Kesehatan makin terpacu untuk memaksimalkan layanan. Kualitas layanan tidak boleh stagnan karena ekspektasi peserta akan terus meningkat,” ujar Kepala BPJS Kesehatan Cabang Bandung, Herman Dinata Mihardja usai melayani peserta JKN-KIS di Kantor Cabang Bandung, Senin (02/07).
Dalam kesempatan tersebut, Herman menggantikan sementara tugas frontliner BPJS Kesehatan untuk memberikan pelayanan langsung kepada peserta JKN-KIS maupun masyarakat umum yang mendatangi Kantor BPJS Kesehatan Cabang Bandung, khususnya di Loket Fast Track (Pelayanan Cepat).
“Berinteraksi dan melayani langsung peserta JKN-KIS tentu menjadi kesan tersendiri bagi kami. Tugas frontliner sebagai garda terdepan pelayanan peserta JKN-KIS di Kantor BPJS Kesehatan memiliki tantangan tersendiri,” ucap Herman.
Pengalaman menjadi frontliner langsung ini, banyak hal positif, lanjutnya, bahkan dapat menerima masukan langsung dari masyarakat atau peserta. Hal yang sangat menarik ketika melayani peserta kelas 1 dan 2, tentang auto debet bank masih banyak yang harus kita benahi dalam pelayanan informasinya.
“Kami banyak menemukan beberapa peserta masih belum paham tentang auto debet bank, bagi kelas 1 dan 2. Kami telah bekerjasama dengan 4 bank seperti, Bank Mandiri, BNI, BRI dan BCA,” terang Herman.
Menurut Herman, jika dibandingkan dengan negara-negara lain yang menerapkan sistem jaminan sosial, pertumbuhan peserta program jaminan kesehatan di Indonesia terbilang amat pesat. Jika hanya dalam waktu 4 tahun, program JKN-KIS telah meng-cover hampir 80% dari total penduduk Indonesia. Sebagai pembanding, negara yang menjalankan program jaminan sosial sejak lama seperti Jerman, sekitar 120 tahun, baru meng-cover 85% populasi penduduk. Austria menjalankan selama 79 tahun dan meng-cover 99% populasi penduduk. Sementara Jepang memerlukan waktu 36 tahun dan Belgia membutuhkan 118 tahun untuk mencakup 100% populasi penduduk.