Gerindra: Lembaga Survei Penyebar Hoax

”Prediksi yang meleset jauh terkait pilkada kemarin menandakan ada sesuatu yang terjadi. Ada rencana yang gagal, sehingga angka-angka yang di setting sebelumnya berubah jauh. Para pelacur intelektual ini langsung buru-buru mengeluarkan statement, pura-pura terkejut dan ada yang memuji-muji salah satu Paslon seolah-olah kesuksesan salah satu Paslon dalam menaikan elektabilitas dalam waktu singkat,” kata Bastian.

”Padahal, itu semua omong-kosong, ada setingan yang gagal, plan A gagal, maka berlanjut ke plan B, namun sayangnya kita juga yang terlalu polos ada yang menanggapi serius puja-puji palsu dari kubu tukang tipu. Dengan polosnya kita memberikan kiat-kiat sukses dalam menaikan elektabilitas. Kita tidak sadar kita sedang di tipu habis-habisan oleh para pelacur intelektual,” sambungnya.

Atas dasar itu, Bastian mempertanyakan keakuratan hasil quick count lembaga survei dibeberapa Pilkada serentak. “Hasil survei pra Pilkada meleset jauh, buru-buru mereka keluarkan quick count. Apakah kita masih mau percaya dengan hasil quick count lembaga survei tipu-tipu itu? Katakan tidak! Kawal dan tunggu hasil perhitungan resmi KPU,” serunya.

Sementara itu Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat menegaskan, kendati penghitungan cepat yang dilakukan KPU Jabar tidak resmi karena yang menjadi acuan adalah hasil manual tetapi dipastikan perhitungan cepat yang dilakukan saat ini valid meski sempat error beberapa kali.

”Ini data (real count) memang tidak resmi karena ini hasil dari scan C1 yang diupload ke Pusat Data Informasi KPU RI. Tetapi tidak akan jauh berbeda dengan hasil manual yang menjadi acuan data resmi dari KPU Jabar,” tutur Ketua KPU Jawa Barat, Yayat Hidayat pada Jabar Ekspres.

Yayat menjelaskan, malam tadi data perhitutangan scan C1 akan selesai 100 persen. Pada Jumat siang sudah pada posisi 92 persen data masuk ke KPU Jabar dan KPU RI. ”Artinya malam ini (semalam) akan diketahui perolehan suara versi perhitungan cepat KPU Jabar dan dijamin ini valid meskipun perbedaan dengan yang manual pasti ada, tetapi paling hanya 1 atau 0,1% saja,” jelasnya.

”Tidak mungkin berbeda antara yang perhitungan cepat dengan manual yang dilakukan KPU Jabar saat ini, karena data yang digunakan sama atau sumbernya sama. Ini hanya perbedaan versi saja, yang satu digital dan yang satu manual, dan apabila ada kekeliruan pun paling hanya kecil saja. Seperti C1 yang tak terbaca, tetapi biasanya tidak akan berpengaruh dan dipastikan hasilnya kurang lebih akan sama dengan yang hasil manual,” jelasnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan