Apalagi kereta jarak jauh Rusia sangat nyaman. Jenisnya adalah sleeper train. Satu kompartemen atau bilik, memiliki dua tempat tidur susun yang berkapasitas empat orang. Setiap penumpang mendapatkan fasilitas berupa dua bantal plus seprai dan selimut bersih dalam plastik bersegel.
Petugas kereta datang ketika kereta api baru berangkat. Mereka memeriksa tiket dan paspor para penumpang asing. Tiket itu akan mereka bawa dan baru dikembalikan ketika kereta hendak tiba di stasiun tujuan. Jadi, setelah pemeriksaan, penumpang bisa mengunci kamar dan tidur lelap sepuas-puasnya selama berjam-jam.
Di setiap ujung gerbong juga tersedia ketel air panas. Tinggal tuang saja jika kita ingin menyeduh kopi, teh, dan membikin mi instan. Satu lagi, toiletnya bersih.
Harga makanan juga tidak nggepuk. Normal-normal saja. Sama dengan di toko-toko pada umumnya. Misalnya satu bungkus keripik kentang dihargai RUB 30, atau sekitar Rp 6.000. Biskuit dibanderol RUB 60 atau kira-kira Rp 12 ribu. Harga mi instan atau suvenir juga terjangkau. ”Jadi, untuk apa menyewa hotel jika kita bisa tidur enak dan gratis di dalam kereta,” ucap Luo yang mengaku penggemar aktor Indonesia Iko Uwais tersebut lantas tersenyum.
Luo dan Yang rencananya akan menonton pertandingan di empat kota. Moskow, Saransk, Kazan, dan Saint Petersburg. Jadi dalam masa-masa itu, kereta api akan menjadi rumah mereka. Dua pria Tiongkok tersebut tentu tidak sendiri. Pemerintah Rusia mencatat, ada sekitar 52 ribu orang yang juga memanfaatkan jasa kereta api jarak jauh gratis ini.
”Piala Dunia ini adalah momen penting bagi saya, walau memang faktanya Tiongkok tidak lolos. Saya sih berharap dalam hidup ini bisa menyaksikan Tiongkok bermain di Piala Dunia. Wah pasti akan keren sekali,” kata Yang. (*/na)