Kemacetan Bertumpu di Tempat Wisata

Apakah selama ini ada kebijakan masuk tol gratis karena kemacetan? Dia menjelaskan bahwa pada arus mudik kali ini sempat diberlakukan masuk tol gratis pada Sabtu (9/6). Hanya saja untuk kendaraan dari arah Semarang ke Jakarta. ”Itu juga sebentar, karena petugas melakukan rekayasa lalu lintas berupa one-way atau satu arah,” jelasnya.

Untuk arus balik yang dikhawatirkan akan padat karena bersamaan, dia menjelaskan bahwa ada kemungkinan petugas akan melakukan pengalihan arus kendaraan. Dari jalan tol dikeluarkan menuju jalan arteri. ”Ini salah satu cara untuk membagi kendaraan saat arus balik, namun semua itu berdasarkan kondisi dan situasi nantinya,” ujarnya.

Menurut pengamatan di Posko Lebaran Terpadu Tingkat Nasional, di beberapa ruas tol keluar Jakarta terpantau lengang. Kemacetan justru terjadi di daerah. Misalnya saja pada pukul 16.00 terjadi kepadatan di Jalur Nagrek. ”Juga bisa diamati dari monitor, lalu lintas di Bogor cukup padat,” tutur Kepala Posko Lebaran Terpadu Tingkat Nasional Sahattua kemarin.

Menurut Sahattua, di hari kedua Lebaran memang biasanya dimanfaatkan untuk keliling di dalam kota. Sehingga di beberapa wilayah macet. Masyarakat yang telah sampai kampung halaman memanfaatkan waktu. ”Bisa bertemu keluarga jauh, teman-teman, ke tempat wisata atau ke rumah makan,” ujarnya.

Memang menjadi hal yang biasa di hari kedua lebaran terjadi kemacetan di daerah. ”Kalau kami mengawasi di jalur nasional, tidak terpantau ada kepadatan,” ungkapnya.

Arus balik juga belum terlihat. Baik menggunakan kendaraan pribadi maupun moda transportasi umum. Sahattua memprediksi jika arus balik sudah mulai terjadi. ”Puncak arus balik diprediksi pada tanggal 19-20 nanti,” ungkapnya.

Sementara itu, Staf Pelaksana dan Tata Usaha Pemandian Air Panas Cimanggu Dedi Suryadi mengatakan, kunjungan ke objek wisata alam air panas Cimanggu hingga H+2 mengalami penurunan hingga 25 persen jika dibandingkan kunjungan tahun lalu.

”Padahal biasanya pada libur Lebaran hari H sampai H+1 kunjungan ke Cimanggu suka mulai membludak,” ungkap Dedi kemarin.

Sebagai pihak pengelola objek wisata, Dedi mengaku, tidak tahu pasti alasan dari penurunan kunjungan tersebut. Namun, kata dia, berdasarkan pelayanan dan penyediaan fasilitas dari kolam pemandian Air Panas Cimanggu, pihaknya telah menyediakan hal-hal tersebut dengan semaksimal mungkin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan