BANDUNG – Jenis kemasan produk yang banyak di jumpai dipasaran terdapat sebanyak 45 persen berbentuk Flexible Packaging. Hal ini, disebabkan tingginya permintaan untuk segmen produk home care, kuliner, farmasi, snack and confectionery, fresh foods, frozen foods, dairy, beverages, ready meals, dan pet food.
Kepala Unit Pelayan Teknis Daerah (UPTD) Industri Pangan, Olahan dan Kemasan (IPOK), Ellyn Setyairianti mengatakan, permintaan flexible packaging tumbuh 9 persen sampai 10 persen per tahun untuk semua segmen.
Menurutnya, penggunaan flexible packaging untuk segmen beverages, dairy, serta home and personal care, didorong oleh perkembangan varian baru dari produk maupun desain kemasan.
Selai itu, kontribusi terbesar berikutnya disusul olehh kemasan dengan material paper board 29 persen, rigid plastic 15 persen, metal cans atau kaleng logam 4 persen, woven bag atau tas anyaman 4 persen, serta glass contain atau berbahan gelas 3 persen.
Ellyn menjelaskan, faktor yang mendorong industri kemasan menggunakan Fexible Packing adalah adanya meningkatnya kelas menengah Indonesia yang mengarah pada gaya hidup modern, sehingga berujung pada meningkatnya produk berkemasan kecil atau sachet makin disukai konsumen.
Selain itu, faktor lainnya pertumbuhnya pemasaran yang proaktif dengan menawarkan solusi kemasan inovatif. Sehingga, dengan kemasan menarik akan mendapatkan persaingan yang kompetitif dengan peningkatan kualitas produk.
Penggunaan Flexible Packaging karena adanya tuntutan dari aturan mengenai lingkungan hidup. Sehingga, kemasan ini dapat dilakukan daur ulang.
Kemasan juga seringkali disebut sebagai “the silent sales-man/girl” karena mewakili ketidak hadiran pelayan dalam menunjukkan kualitas produk.
Untuk itu, kemasan harus mampu menyampaikan pesan lewat komunikasi informatif, seperti halnya komunikasi antara penjual dengan pembeli.
Para pakar pemasaran menyebut desain kemasan sebagai pesona produk (the product charm), sebab kemasan memang berada di tingkat akhir suatu proses alur produksi yang tidak saja untuk memikat mata (eye-cathing) tetapi juga untuk memikat pemakaian (usage attractiveness).
Tampilan kemasan tidak lepas dari perkembangan jaman. Misalnya kemasan untuk individu, disesuaikan dengan jumlah suatu keluarga yang makin sedikit. Bahkan, orang-orang kota lebih menyukai kemasan yang praktis, mudah dibuka, disimpan dan gampang dihangatkan dengan microwave.