Ia berpesan, inovasi yang sudah dibuat harus ditingkatkan dan dikembangkan. Mungkin, inovasi yang saat ini dibuat, masih berupa embrio. Ke-77 perangkat daerah, termasuk 22 instansi yang meraih juara Kopablik, kata dia, harus terus mengasah kemampuannya agar bisa mewakili Jawa Barat di lomba tingkat nasional.
Kepala Biro Organisasi Nanin Hayani Adam menuturkan, dari 22 instansi yang menjadi juara hasil seleksi, sebanyak 11 perangkat daerah diberikan piala penghargaan dan diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Sedangkan 11 instansi lainnya menerima piagam penghargaan.
Nanin mengungkapkan, proses seleksi berlangsung sejak awal tahun lalu. Saat itu, Biro Organisasi menyebar undangan kompetisi ke seluruh perangkat daerah di Jawa Barat. Hingga batas waktu terakhir penyerahan provosal inovasi, hanya 77 instansi yang menyerahkan.
Selanjutnya, kata dia, panitia yang telah dibentuk dari kalangan profesional dan akademisi, bekerja menilai provosal yang masuk. Hasil penilaian diserahkan kembali kepada para inovator untuk diperbaiki. Tujuannya, mereka bisa tahu kelemahan sistem pembuatan provosalnya.
Selain penilaian provosal, tim juri juga cek and recheck ke lokasi para innovator yang telah disaring. Hasil cek lapangan tersebut dibahas oleh tim juri secara seksama dan kemudian ditentukan sebanyak 22 pemenang.
“Mudah-mudahan para pemenang ini dapat mengikuti lagi kompetisi yang dilaksanakan Kemenpan-RB,” katanya. “Semata-mata kompetisi ini dilaksanakan guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,” tambahnya.
Pihaknya berharap, sistem inovasi pelayanan publik yang menjadi pemenang dapat direplikasi di daerah lain di Jawa Barat. Misalnya saja, Nanin mencontohkan, inovasi yang dibuat RSUD Kota Bogor. Di mana rumah sakit tersebut berhasil menciptakan pengelolaan manajemen yang baik tanpa adanya bantuan sama sekali dari pemerintah daerah.
“Kata tim juri, di rumah sakit di sana itu, gaji dokter spesialis bisa sampai Rp 300 jutaan. Dengan masyarakat miskin terlayani dengan baik. ini luar biasa. Sedangkan di tingkat nasional, beban BPJS sangat tinggi. Jika beban itu bisa diselesaikan oleh pemerintah daerah, ini kan sangat baik,” katanya.
Nanin berencana terus menyelenggarakan kompetisi tersebut guna menciptakan budaya inovasi pelayanan publik. Menurutnya, untuk memunculkan budaya inovasi ini harus dilakukan secara terus menerus. “Tidak bisa sebentar,” pungkasnya.