MALANG – Kondisi Stadion Kanjuruhan pascakericuhan pada Minggu (15/4) malam lalu cukup berantakan. Sejumlah sampah dan sisa kerusakan masih tampak di beberapa sudut. Bahkan, beberapa potongan E-Board atau Electronic Adboard masih berserakan di pinggir lapangan. Beberapa bagian atas E-Board pun ada yang rusak dan terbelah.
Dalam pantauan JawaPos.com, kerusakan juga terlihat di beberapa pintu masuk. Antara lain di pintu 9 hingga 13. Di pintu 12 misalnya, kerusakan paling parah terlihat di pagar pegangan yang berada di tangga. Bahkan, pegangan besi itu sampai patah dan tidak berbentuk lagi.
Sementara, di bagian tribun juga masih terlihat banyak sekali sampah berserakan. Mulai dari sampah plastik, makanan kecil, hingga banner bertuliskan nada protes ke pihak manajemen Arema. Para suporter kecewa dengan hasil pertandingan tim berjuluk Singo Edan itu pada laga-laga sebelumnya.
Kerusakan-kerusakan itu memang disebabkan oleh emosi suporter yang tak terkendali. Hal itu pun membuat petugas keamanan kewalahan dan akhirnya melontarkan tembakan gas air mata.
“Kondisi stadion ada kerusakan. LED ada yang roboh. Sekarang sedang dibetulkan dan dibersihkan,” ujar Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Arema FC, Abdul Haris, kemarin (16/4). “Beberapa kursi yang rusak, lanjutnya, nanti juga akan diperbaiki dan diselesaikan.”
Ketika ditanya mengenai jumlah kerugian yang diderita, Haris belum bisa memastikan. Karena manajemen dan panpel saat ini masih terus melakukan penghitungan secara lebih detail.
“Kekecewaan itu terakumulasi sehingga pada malam hari itu mereka meluapkan emosinya setelah laga pertandingan. Saat pertandingan massa menyerang karena tidak puas terhadap wasit dalam memimpin pertandingan yang mungkin salah persepsi atau apa. Akhirnya mereka mengejar wasit dan dalam pengejaran itu diikuti massa yang banyak sambi berlari. Akibatnya banyak korban kena injak injak atau jatuh,” lanjut Haris.
Dia menyampaikan, kebanyakan korban yang mengalami luka berat karena jatuh dan diinjak temannya. “Sebagian karena mereka berdesak desakan dan kekurangan oksigen sehingga pingsan,” sambungnya.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban atas peristiwa tersebut, pihaknya membuka posko khusus bagi para korban kericuhan. Posko tersebut dibuka di Stadion Kanjuruhan dan di Kantor Arema jalan Mayjend Panjaitan. “Sudah ada beberapa orang yang datang ke posko,” kata dia.