CIMAHI – Dalam rangka mengoptimalkan pelayanan Program Rujuk Balik (PRB) kepada peserta JKN-KIS, BPJS Kesehatan Cabang Cimahi melaksanakan pertemuan apotek PRB Rabu (11/04). Pertemuan yang dilaksanakan di Ruang Rapat BPJS Kesehatan Kantor Cabang Cimahi tersebut, dihadiri para pimpinan atau pengelola apotek Program Rujuk Balik (PRB) se-wilayah kerja BPJS Kesehatan Cabang Cimahi.
Dalam pertemuan ini juga sekaligus dilakukan mapping atau pembagian wilayah apotek PRB tersebut dalam melayani rujukan pemberian obat PRB kepada peserta JKN-KIS. Hal ini dilakukan tentu tak lain untuk meningkatkan kenyamanan peserta JKN-KIS dalam memperoleh obat PRB di apotek-apotek yang telah bekerjasama tersebut. Sehingga dengan pembagian ini, diharapkan penyebaran nya lebih merata dan tidak ada penumpukan peserta PRB di beberapa apotek saja.
“Pelayanan PRB merupakan program penanganan pasien dengan penyakit kronis, dimana oleh Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL) pasien tersebut sudah dinyatakan stabil sehingga pengobatan dapat dilanjutkan dan dikembalikan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Adapun obat PRB dapat diambil pada apotek yang sudah bekerjasama dengan BPJS Kesehatan,” terang Kepala Bidang Penjaminan Manfaat Primer BPJS Kesehatan Cabang Cimahi Sedy Fajar.
Ia melanjutkan, jenis penyakit yang termasuk dalam kategori penyakit kronis meliputi diabetes mellitus, hipertensi, jantung, asma, penyakit paru obstruktif kronis, epilepsy, stroke, schizophrenia, systemic lupus erythematosus, dan lainnya. Tujuan program PRB tersebut untuk mempermudah peserta yang merupakan pasien dengan penyakit kronis yang sudah stabil untuk mendapatkan pelayanan kesehatan pada FKTP dan untuk menghindari antrian yang cukup padat pada FKRTL
Baca Juga:Melatih Kemampuan Berpikir Logis dengan Software GratisBerharap Cedera Hidungnya Segera Pulih
“Peran dan komitmen apotek mitra dalam pelaksanaan PRB ini sangatlah penting. Kebutuhan obat yang diperlukan oleh peserta PRB harus dipenuhi dan disediakan oleh apotek. Diharapkan dengan adanya pertemuan dan mapping apotek PRB tersebut, pihak apotek dapat menjamin ketersediaan obat yang dibutuhkan oleh pasien PRB, sehingga tidak ada lagi kekosongan obat bagi pasien PRB,” tutup Sedy. (dh)
