Karena itu kata dia, Komisi IV DPRD Jabar akan mendesak AP II dan PT BIJB segera menunaikan apa yang menjadi kewajibannya sebagaimana yang tertuang dalam MoU antara PT BIJB dengan AP II ini yaitu, menyelesaikan sisa 500 meter landas pacu atau runway.
”Kita tetap dorong, saya bilang ini kewajiban karena berdasarkan MoU PT Angkasa Pura II dengan PT BIJB itu. Jadi, tidak bisa lagi bantuan dari APBN masuk ke proyek ini untuk menyelesaikan landas pacu 500 meter,” katanya.
Penyelesaian landas pacu 500 meter ini sudah menjadi kewajiban operator yaitu, PT AP II dengan PT BIJB dan konsekuensinya lagi. Apabila saham BIJB tereduksi maka Pemprov Jabar lagi-lagi harus menambah penyertaan modal. Jadi akhirnya ke beban penyertaan modal dan multiplayer effect akhirnya.
“Jadi kita sudah jaga-jaga soal ini, apa yang harus dilakukan. Komisi IV akan kejar betul soal kewajiban PT AP II dan PT BIJB ini,” tegasnya.
Meskipun kata dia, saat dikonfirmasi DPRD Jabar AP II dan PT BIJB mengatakan penyelesaian landas pacu 500 meter masih dalam tahap lelang. Pihaknya tetap akan mendorong percepatan penyelesaian pembangunan landas pacu 500 meter ini.
”Jadi, tinggal untuk pembebasan lahan untuk bangun 5.00 meter ini, dan untuk overrun. Jadi target 3.000 meter bisa dikejar dan mudah-mudahan tahun depan bisa berangkatkan haji dengan pesawat berbadan besar 777,” ujarnya.
Di sisi lain, pihaknya mempertanyakan soal kenapa penerbangan haji menjadi uji coba atau penerbangan komersil perdana yang dilakukan PT AP II dengan PT BIJB. Sebab, dari aspek kesiapan udaranya maupun efektifitas rute pemberangkatan haji dinilai belum siap dan efektif.
”Kawan-kawan juga mempertanyakan soal kesiapan, ini bandara pertama kok ujicobanya ke haji. Saya selalu berseloroh, kita pergi haji jika mampu. Rukun Islam kelima menyatakan, pergi haji jika mampu. Mampu dalam artian apa, mampu bayar, mampu sehat badan, dan termasuk bandaranya juga harus mampu dilewatin, kalau bandaranya tidak mampu, tewas lah nanti,” tambahnya.
Jadi, penerbangan haji di BIJB Kertajati ini seolah-olah menjadi kelinci percoobaan PT BIJB dan PT AP II. Mengingat BIJB Kertajadi ini terlalu dipaksakan beroperasi ditengah-tengah landas pacu belum selesai.