Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Industri Agro Neneng Zaenar Riani, membenarkan, masing-masing IKM mempunyai produk tersendiri. Maka dorongan Disperin juga sudah membuat sentra-sentra IKM di wilayah, sehingga ada penguatan dan kemandirian IKM dalam kegiatan produksi.
“Kita dorong IKM supaya lebih mandiri, mulai dari penyediaan sumber bahan baku, proses produksi, kapasitas produksi hingga pemasaran untuk bekerjasama yang nantinya akan menopang industri besar,” terangnya.
Dia juga menjelaskan, bahwa pihaknya sudah mencatat, ada sekitar 14 ribu IKM agro dan non agro yang ada di Kabupaten Bandung. Dari jumlah tersebut, 150 IKM aktif dan rencananya akan dilibatkan dalam agenda Jumat Culinary Market and coffee shop. Secara bergilir semua akan kita coba hadirkan. “Meski tidak memiliki sarana yang lengkap seperti tempat lain, jumat market culinary setidaknya menjadi ajang promosi produk yang kita sediakan bervariatif setiap minggunya di hari jumat,” ujarnya.
Dia berharap, para IKM bisa berinovasi baik dari produktivitas, kualitas hingga manajemen pasar, sehingga mereka bisa mempunyai daya saing untuk peningkatan ekonomi berkelanjutan. “Kita akan terus upayakan itu, semoga dengan arus informasi global saat ini produk kita bisa melebarkan sayapnya, bukan untuk keuntungan saja tapi juga berdampak sosial, ekonomi dan kultural ” paparnya. (yul/yan)