BANDUNG – Jawa Barat dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia perlu segera merumuskan langkah-langkah untuk menyiapkan dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. Sebab, ketika Jawa Barat mampu mencapai keberhasilan, maka hal tersebut juga akan menjadi sebuah keberhasilan bagi negara Indonesia.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengatakan, dalam menghadapi masa depan, Indonesia juga memiliki kesempatan bagus. Sebab, mendapat bonus demografi yang berlaku mulai 2018 hingga 2045.
Untuk itu, Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak perlu memanfatkan bonus demografi dengan baik karena hampir 70 persen penduduknya adalah usia produktif yang harus bermanfaat positif.
”Kalau bonus demografi tidak disiapkan dengan baik, maka akan jadi beban kehidupan, akan jadi beban negara. Tapi, ketika disiapkan dengan baik, maka akan jadi prestasi bagi negara melalui provinsi Jawa Barat,” papar Heryawan saat menjadi pembicara seminar “Peran Jawa Barat dalam Mewujudkan Indonesia Emas 2045” di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Padjajaran (Fisip Unpad) Jatinangor, kemarin (4/4).
Pria yang akrab disapa Kang Aher ini mengatakan, langkah yang paling penting untuk menghadapi bonus demografi agar menjadi positif bagi Indonesia adalah dengan cara menyiapkan pendidikan, kesehatan, keterampilan dan jejaring bagi SDM. Sebab, kesemuanya itu akan selaras dan dinilai mampu mengelola Sumber Daya Alam (SDA). Sebab, jika sudah disiapkan dengan baik, maka SDM dipastikan akan mampu melakukan pengelolaan SDA mulai dari hulu hingga hilir.
”Dampaknya nanti akan menjadi pendapatan dengan nilai lebih yang berlipat karena diolah oleh bonus demografi yang berkualitas,” terangnya.
Aher mengatakan, langkah percepatan untuk menyiapkan SDM yang berkualitas sudah pihaknya lakukan dan tinggal melanjutkan secara terus menerus agar lebih matang. Dari segi pendidikan, pihaknya sudah mulai mengembangkan pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Menurutnya, jumlah pendidikan SLTA yang pada tahun 2008 hanya 825 sampai 840 ribu pelajar, sekarang mencapai 2,1 juta lebih.
Aher menilai, hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan dari segi kuantitas pendidikan karena pihaknya berhasil menyediakan ruang atau kesempatan lebih banyak bagi para pelajar di Jawa Barat agar mampu mengenyam pendidikan yang lebih tinggi. Dari jumlah 825 sampai 840 menjadi 2,1 juta pelajar membuktikan adanya peningkatan sebanyak 45 persen dibanding 2008.