Bandung – Siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) selama empat hari mulai kemarin mengikuti ujian nasional berbasis komputer (UNBK). Peserta UNBK tahun ajaran 2018, diklaim diikuti 100 persen perserta didik SMK se-Jawa Barat.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) Dinas Pendidikan Jawa Barat Dodin R. Nuryadin memastikan, keikutsertaan tersebut tidak terkendala infrastuktur. Apabila dibandingkan dengan tahun ajaran sebelumnya yaitu 2017 yang mencapai 90 persen. ”Artinya di 2018 ada kenaikan 10 persen,” kata dia kepada Jabar Ekspres, kemarin (2/4).
Dia memerinci, dari grafik peserta sekolah SMK yang melaksanakan UNBK, ada kenaikan cukup signifikan dalam tiga tahun terakhir. Di 2016, UBNK baru diikuti sekitar 40 persen dari total SMK se-Jabar. Di 2017, kata dia, keikutsertaan naik mencapai 90 persen. ”Untuk tahun ini seluruh SMK di Jabar melaksanakan UNBK 100 persen,” tuturnya.
Lebih lanjut Dodin menjelaskan, dari 2.682 sekolah yang mengikuti UNBK secara mandiri, ada sebanyak 2.414 sekolah dan 268 SMK melaksanaan UNBK di sekolah lain. Seperti di SMK 12 yang diikui oleh 9 orang siswa dari SMK Otista Bandung.
”Jadi diperbolehkan sekolah lain mengikuti UNBK di sekolah lain karena keterbasatasan infrastruktur,” jelasnya.
Di sisi lain, pihaknya pun sangat berharap nilai UNBK SMK se Jabar di tahun ajaran 2018 mampu naik dibandingkan tahun sebelumnya. Bahkan bisa melebihi nilai UNBK nasional.
”Untuk itu jauh-jauh hari dirinya sudah mempersiapkan segala kebutuhan pelaksanaan Ujian Negara Berbasis Komuter (UNBK) 2018 se-Jabar. Termasuk juga, mengantisipasi saat pelaksanaan ujian, baik teknisi maupun non teknis,” terangnya.
Mengingat hasil UNBK bukan lagi penentu kelulusan siswa,dia berharap siswa tetap serius mengerjakan soal. Sebab, kelulusan siswa itu ditentukan pihak sekolah berdasarkan dari hasil nilai rapor dari semester pertama sampai dengan semester enam. Namun, nilai Unas akan berpengaruh ketika akan melanjutkan kejenjang perguruan tinggi, terutama perguruan tinggi negeri. ”Selain itu juga Nilai unas, sebagai salah satu meningkatkan akreditas sekolah,” tegasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cimahi, Dikdik S. Nugrahawan mengungkapkan, tingkat kebocoran UNBK yang sedang berlangsung mudah-mudahan tidak akan terjadi. Sebab untuk penggandaan soal sangat sulit dilakukan. Untuk itu, Dikdik meminta kepada semua siswa jika ada pihak yang mencoba memberikan informasi seolah olah ada kunci jawaban, sebaiknya tidak mempercayainya.