NGAMPRAH – Maraknya kasus penganiayaan terhadap ulama di berbagai daerah menjadi perhatian serius bagi Organisasi pemuda Nahdatul Ulama, GP Ansor.
Ketua PC GP Ansor KBB Cecep Nedi Sugilar mengatakan, Sebanyak 500 santri perwakilan dari sejumlah Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Bandung Barat (KBB) mengikuti Pendidikan Latihan Dasar (Diklatsar) Barisan Ansor Serba Guna (Banser) di Ponpes Pembangunan Sumur Bandung Cililin.
Mereka dilatih untuk disiapkan menjadi kader Banser yang bertugas untuk melindungi para Ulama. Selain acara rutin, kegiatan ini juga untuk memberikan rasa tenang kepada para ulama yang akhir- akhir ini menjadi sasaran teror dari pihak pihak tidak bertanggung jawab.
Menurut Cecep, diklatsar ini merupakan kegiatan rutin yang dilaksanakan GP Ansor dalam mencetak kader banser sebagai Badan Otonom (Banom) Nahdhatul Ulama (NU).
’’Diklatsar ini untuk mencetak kader Banser di KBB. Keberadaan Banser ini juga harus memberikan kontribusi positif bagi umat dan masyarakat,’’ jelas dia ketika ditemui kemarin (6/3)
Cecep menyesalkan, sejumlah peristiwa atas penganiyaan terhadap ulama di berbagai wilayah. Seharusnya kejadian seperti itu tidak terjadi dan tidak boleh terulang kembali. “Kami ingin memberikan rasa aman dan nyaman serta ketenangan di tengah masyarakat. Dengan banyaknya aksi penganiayaan tersebut tentu membuat rasa tidak aman dan nyaman sehingga hal ini harus benar-benar diwaspadai bersama,” paparnya.
Di tempat yang sama, Satuan Komando Cabang (Satkorcab) Banser KBB, Habibulloh menambahkan, pihaknya akan terus melakukan diklatsar untuk memperbanyak kader Banser dengan target tahun ini akan dilaksanakan dua kali diklatsar.
’’Peserta diklatsar ini utusan dari berbagai pondok pesantren se-KBB. Insya Allah untuk tahun ini akan di gelar dua kali diklatsar dan jumlah peserta lebih besar lagi,’’ jelas dia (drx/yan)