BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), telah menganggarkan untuk pendidikan di Jawa Barat 2018 mengalami kenaikan menjadi Rp 1.9 triliun bila dibandingkan tahun lalu yang hanya 1,7 triliun.
Aher mengatakan, dana tersebut akan digunakan untuk dana Bantuan Oprasional Sekolah (BOS), tunjungan guru, serta kenaikan honor para guru honorer.
Dirinya mengatakan, perlu diketahui sejak SMA/SMK dikelola Provinsi, sektor Pendidikan akan terus menjadi perhatian. Sebab, dengan meningkatkanya mutu pendidikan, kualitas anak didikpun tentunya akan meningkat.
’’Oleh karena itu sudah tugas saya sebagai Gubernur untuk meninjau dan memperhatikan pendidikan di Jawa Barat agar lebih maju,’’ jelas Aher ketika ditemui kemarin (4/3)
Selain peningkatan kualitas, lanjut dia kualitas pengajar dan kualitas para guru akan terus ditingkatkan. Sebab, dari tangan seorang guru yang maju akan lahir siswa-siswa kreatif dan memiliki potensi maju.
Aher menyebutkan, SMA/SMK Negeri di Jawa Barat saat ini ada sekitar 800 negeri, dan 3000 sekolah swasta. Sehingga, keberadaan ribuan sekoalh tersebut harus diperhatikan dengan baik oleh pemerintah.
Dirinya menambahkan, Sekolah harus menjadi rumah kedua bagi siswa. Untuk itu, setelah menjadi tanggung jawab provinsi sekolah SMA/SMK harus menjadi serkolah yang ramah anak. Sehingga, bisa menjadi rumah kedua bagi para pelajar.
“Kita punya jargon, sekolah adalah rumah kedua. Saat siswa berada di rumah nyaman, begitu pun di sekolah. Di rumah ada orang tua yang sayang, begitu pun guru dan kepala sekolah seperti itu,” kata Aher.
Maka dari itu, Aher meminta para guru untuk mengajar dengar ramah. Sebab, sudah tak jaman lagi ada guru yang mengajar dengan cemberut atau marah-marah. Bahkan, perlu dibangun sebuah sekolah dengan suasana yang penuh cinta dan kasih, sebagai rumah besar yang dihuni guru dan murid.
“Keluh kesah para pelajar, tidak harus terfokus pada Guru Bimbingan Konseling (BK). Tapi guru lain termasuk kepala sekolah memiliki fungsi sebagai layaknya Guru BK,’’jelas Aher.