Meskipun begitu, dia tetap akan menggunakan Pendopo untuk kegiatan-kegiatan tertentu, seperti rapat atau menerima tamu. Sementara dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, ia memilih bekerja dari Balai Kota.
Soal kendaraan dinas dia tak banyak pilih. Dia mengatakan telah meminta ijin Gubernur Jawa Barat untuk tetap menggunakan kendaraan dari Pemprov Jabar. Meskipun dia berhak menggunakan kendaraan dinas Wali Kota Bandung.
”Biar lebih efisien lah, nggak perlu hambur. Kalau sudah ada kendaraan yang ini, untuk apa pakai yang lain juga. Karena setiap rupiah yang kita gunakan harus kita pertanggungjawabkan ke masyarakat,” katanya.
Solihin sangat berharap, bisa menjalankan tugasnya dengan optimal dan memberikan hadiah terbaik bagi kota kelahirannya ini. Sebagai pengganti wali kota sementara, dia menghadapi tantangan yang cukup besar mengingat keberhasilan para pimpinan sebelumnya dalam membangun kota.
”Meneruskan seseorang yang berprestasi memang tidak mudah karena orang pasti melihat sosok sebelumnya. Tantangannya saya adalah harus melaksanakan yang biasa dilaksanakan oleh Pak Ridwan Kamil, Pak Oded, dan Pak Yosi yang berkesan baik di masyarakat. Yang saya tambahkan adalah membuat kesadaran masyarakat kota lebih tinggi untuk memelihara berbagai fasilitas yang dibangun oleh Pemkot Bandung. Karena apapun yang dibangun adalah untuk kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. (pan/ign)