BANDUNG – Masih banyak yang belum kenal sosok pejabat wali kota Bandung, Muhamad Solihin. Sejak dia berkantor di Balai Kota Bandung, banyak orang mencari tahu tentang pengganti sementara, M. Ridwan Kamil itu.
Pria yang akan genap berusia 55 tahun pada April mendatang itu dikenal sebagai sosok sederhana dan religius. Dia dinilai ramah saat menyapa para Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Dia pun tak segan menyapa petugas rumah tangga di Pendopo Kota Bandung yang selalu siap menyediakan segala kebutuhannya.
Solihin, menyelesaikan pendidikannya di Universitas Padjadjaran (Unpad) dari mulai tingkat sarjana hingga doktoral itu pun diamanahi tiga jabatan sekaligus. Selain sebagai penjabat wali kota Bandung, secara definitif dia juga menjadi Inspektur dan Pelaksana tugas (Plt) Asisten Administrasi di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat.
”Namun prioritas utama saya, adalah menjadi penjabat wali kota Bandung. Sebab saya mendapat amanah langsungdari Presiden RI melalui Kementerian Dalam Negeri, tentu atas rekomendasi dari Gubernur Jawa Barat. Namun ketiganya tetap harus mendapat perhatian penuh,” ungkap Solihin dalamBandung Menjawab di Pendopo Kota Bandung, Selasa (27/2).
Untuk memenuhi seluruh kewajibannya itu, dia mengatur jadwal sebaik mungkin dengan petugas protokol, ajudan, dansekretaris pribadinya (Sekpri). Dalam sehari, setidaknya Lima agenda di PemkotBandung dia jalankan.
”Saya sudah atur sedemikian rupa dengan Sekpri, ajudan dan juga dengan pejabat di Asisten Administrasi juga di Inspektorat. Pokoknya semua harus dibagi habis. Ini jadi tantangan tugas. Tapi Alhamdulillah sampai saat ini bisa tertangani dengan baik. Semua harus dapat perhatian penuh walaupun yang utama tetap menjadi penjabat sementara,” terangnya.
Kendati telah menjabat sebagai penjabat wali kota Bandung, Solihin mengaku tidak akan tinggal di Pendopo. Alasannya karena dia dan keluarganya, terutama kedua anaknya, lebih nyaman untuk tinggal di rumah pribadi.
”Saya ini sangat bergantung pada istri dan anak saya. Mereka lebih nyaman tinggal di rumah sendiri. Lagi pula, Pendopo ini terlalu besar buat saya,” ujarnya seraya tersenyum.