BANDUNG: Thalassemia adalah penyakit dimana tubuh penderitanya tidak dapat membuat sel darah merah dan hemoglobin secara normal, sehingga penderita harus mendapatkan pengobatan secara rutin dan intensif bahkan transfusi darah setiap bulannya untuk bertahan hidup.
Hal inilah yang dialami oleh Neng Hiraida, anak dari Hayati, peserta mandiri Kelas III. Dia jauh-jauh datang dari Soreang ke Kota Bandung untuk mengambil obat anaknya yang mengidap Thalassemia.
Anak Hayati, sudah dinyatakan menderita Thalassemia sejak lama. Namun Hayati belum mengerti dan hanya melakukan pengobatan ala kadarnya saat anaknya mengalami demam tinggi. Barulah setelah muncul Program JKN yang dikelolah oleh BPJS Kesehatan, Hayati akhirnya mendaftar sebagai Peserta ditahun 2014. “Baru ada BPJS waktu itu, kita langsung daftar. Untuk membantu pengobatan anak saya,” ujar Hayati.
Setelah terdaftar sebagai Peserta JKN-KIS, Ibu Hayati rutin memeriksakan kondisi anaknya. “Biasanya kalo anak saya kambuh, misalnya demam tinggi, langsung saya bawa ke Puskesmas Pacet dulu. Baru setelah itu dirujuk ke RS,” ceritanya.
Belum lama ini, anak Hayati sempat mengalami serangan demam tinggi yang harus dirawat di RS. “Waktu itu tiba-tiba demam tinggi, saya bawa ke puskes dan langsung dirujuk ke RS Ebah Majalaya namun kondisi anak saya tak kunjung membaik bahkan sampai satu malam tak sadarkan diri. Sampai akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Hasan Sakidin Bandung,” tutur Hayati.
Saat ditemui di RSHS, Hayati sedang meminta legalisasi resep dokter. Dia merasa sangat tertolong dengan menjadi Peserta JKN-KIS. “Saya ga tau pastinya berapa biaya berobat Thalassemia, tapi sudah pasti mahal. Sedangkan anak saya cuma terdaftar Peserta mandiri kelas III. Ga bakal kebeli obatnya kalau tidak ada BPJS,” ujarnya dengan sangat bersyukur.
Dari pelayanan di RS, sampai obat-obat anak saya, semuanya baik. Tidak diminta biaya tambahan sedikitpun. Dari dulu juga pengobatan anak saya tidak pernah terlewatkan setiap bulannya,” tutur Hayati.
“Semoga program pemerintah ini berjalan terus, kasihan kami kalau sampai dihentikan,” tutupnya tersenyum. ***