BANDUNG – Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung Arief Prasetya menyebutkan, pihaknya memiliki kewajiban yang sama untuk bergotong-royong dalam menyukseskan program Citarum Harum. Meskipun, kata dia, Kota Bandung tidak terlintasi secara langsung oleh Sungai Citarum. Namun, di Kota Bandung setidaknya ada 46 anak sungai Citarum.
”Kita punya tanggung jawab membersihkan anak sungai sampai cucu sungainya, sehingga apa yang menyambung berhulu di sungai Citarum ini sudah bersih,” ungkap Arief. Kemarin (22/2).
Dia mengatakan, DPU Kota Bandung bertanggung jawab atas fisik sungai dan juga isi sungai. Oleh karenanya, selain melakukan perbaikan fisik sungai, pihaknya pun akan bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung untuk membersihkan sungai dari sampah.
“Jadi kita juga bersama kawan – kawan kewilayahan, kawan-kawan dari DLHK ini mengingatkan pada masyarakat supaya tidak membuang sampah ke sungai dan juga memelihara sungai sebagai sumber kehidupan,” jelasnya.
Selanjutnya, terkait sampah yang banyak ditemukan di sungai-sungai di Kota Bandung itu merupakan sampah rumah tangga. Meskipun, pihaknya masih menemukan saja sampah besar serupa kasur ke sungai. ”Kebanyakan sampah rumah tangga, kasur aja masih ada, padahal kita sudah bekerja sama dengan PD Kebersihan, bahwa kasur itu ada hari-hari tertentu untuk membuangnya pada hari Jumat untuk kasur dan kursi-kursi bekas, tapi masih aja ada,” ujarnya.
Dengan adanya pencanangan program Citarum Harum yang langsung digalakan Presiden Joko Widodo, Arief berharap masyarakat kota Bandung menjadi lebih perhatian dan semangat menjaga kebersihan sungai dan lingkungannya. ”Pencanangan ini momentum supaya masyarakat di kota Bandung juga mau ikut berpartisipasi untuk melakukan bersih-bersih sungai, jadi tidak lagi membuat sungai sebagai tempat sampah,” ujarnya.
Disamping itu, untuk pemeliharaan anak sungai Citarum yang ada di Kota Bandung, Arief mengaku DPU Kota Bandung telah menyiapkan anggaran. Adapun anggaran yang disiapkan sebesar Rp7 miliar. ”Ini lebih banyak dibayarkan untuk tenaga kerja, atau PHL sebutan kita agar mereka bekerja, selebihnya untuk sosialisasi dan perbaikan,” pungkasnya.
Di tempat sama, Rektor Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung Tri Hanggono Achmad, menyambut baik langkah Pemerintah Pusat dalam menormalisasikan kembali sungai citarum yang terklaim sebagai sungai terkotor di dunia. Apalagi kata dia, Program Citarum Harum ini langsung dikomandoi oleh Presiden Joko Widodo. Dan itu menjadi semangat gotong-royong semua elemen untuk bersama-sama mewujudkan citarum harum ini.