CIMAHI -Untuk mengaplikasikan sanitasi yang baik, Pemerintah Kota Cimahi bekerjasama dengan Pemerintah Australia mengaplikasikan teknologi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di kawasan permukiman padat penduduk.
Salah satu lokasi yang sudah menerapkan IPAL terpadu untuk menciptakan sanitasi yang baik bagi masyarakat yakni RW 08, Kelurahan Pasir Kaliki, Kecamatan Cimahi Utara.
Team Leader Konsultan Teknis Pembangunan IPAL dari Pemerintah Australia, Andrew McLernon mengungkapkan, teknologi pengolahan limbah yang diaplikasikan di Cimahi sama dengan yang ada di Australia.
”Sistem IPAL terpadu yang kita terapkan disini, teknologinya hampir mirip dengannyang ada di Australia. Jadi kita akan lihat, apakah hasilnya akan sama dengan yang di Australi atau ada beberapa improvment,” ungkapnya, saat ditemui di lokasi, Jalan Pasir Kaliki Kota Cimahi, Rabu (21/2/2018).
Menurut Andrew, saat ini yang menjadi kendala dalam pembuatan IPAL di Cimahi adalah kepadatan permukiman yang sangat berlebihan berbeda dengan di Australia yang lahannya masih sangat luas. Sehingga, lanjut Andrew, hal tersebut memaksa pihaknya menyesuaikan teknologi IPAL tersebut dengan kebutuhan.
”Kawasan permukinan di Cimahi itu sangat padat, berbeda dengan di Australia atau negara Eropa lainnya. Jadi pengaplikasian teknologi IPAL ini akan disesuaikan dengan kondisi wilayah dan kebutuhannya seperti apa,” ujarnya.
Andrew menjelaskan, dalam program IPAL ini, masyrakat punya peran penting, sehingga masyarakat harus dilibatkan. Selain itu, peran pemerintah juga dibutuhkan untuk menumbuhkan budaya peduli lingkungan kepada masyarakat, minimal masyarakat jangan membuang sampah sembarangan, yang nanti justru bisa menyumbat saluran air menuju IPAL.
”Kami ada disini untuk membantu pemerintah membangun IPAL. Jadi kotoran dari rumah, dialirkan ke IPAL itu dalam keadaan yg sebetulnya sudah lebih baik lagi. Apalagi di Cimahi ini akan dilakukan pembuatan IPAL agar 100 persen lingkungan masyarakat itu memiliki sanitasi yang baik,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Wali Kota Cimahi, Ajay M. Priatna mengatakan, berdasarkan perjanjian, hibah IPAL ini ditargetkan bisa memenuhi kebutuhan sanitasi untuk 5000 sambungan rumah. Untuk di RW 8 Pasir Kaliki, lanjutnya, sistem IPAL mempuyai multifungsi, karena dibawahnya berupa IPAL terpadu, sedangkan di atasnya dipakai untuk jalan