Lanjutnya, yang jadi persoalan selama ini terkadang Dana bantuan pemerintah itu turun tidak tepat waktu. ”Biasanya uang dari pemerintah itu telat. Jadi penggunaannya harus mundur dari rencana maka yang terjadi, walaupun uang itu digunkan betul-betul untuk kepentingan sekolah tetapi dalam kuitansi selalu ada rekayasa,” terangnya.
Kejadian semacam itu sebut Iwan, menjadi sebuah kendala bagi para kepala sekolah. Sebab ada korupsi stuktural yang diakibatkan telatnya pencairan Dana dari Pemerintah. ”Apa yang dilakukan Saber Pungli agar ditindak lanjutkan kepada SMP dan SMA, karena tidak menutup kemungkinan hal seperti ini akan terjadi. Apalagi di SMA ada Dana masyarat dari pemerintah daerah dan pusat. Jangan-jangan ada perilaku double barangnya Satu kuitansinya double,” pungkasnya. (pan/ign)