BANDUNG – Global Entrepreneurship Monitor (GEM) mencatat pada laporan tahun 2017/18, secara global tingkat kewirausahaan cenderung stabil atau meningkat, dan orang cenderung melakukan usaha dimotivasi karena adanya peluang usaha. Namun terjadi penurunan persepsi mengenai penciptaan lapangan pekerjaan di semua level perkembangan ekonomi.
Dalam siaran pers yang diterima redaksi disebutkan, secara global, 74 persen wirausaha menyatakan mereka memulai bisnis untuk mengejar peluang. Lima puluh empat negara berpartisipasi dalam survei GEM 2017/18 yang mencakup 67,8 persen populasi dunia dan 86 persen dari GDP dunia.
Dalam laporannya di tahun 2017/2018, negara dengan dengan tingkat perkembangan ekonomi yang lebih tinggi (berdasarkan Global Competitiveness Index) memiliki kecenderungan tingkat kewirausahaan berbasis peluang yang lebih tinggi dan memiliki tingkat inovasi yang juga lebih tinggi. Secara regional, Amerika Utara (Amerika Serikat dan Canada) memiliki rasio tertinggi untuk perbandingan antara wirausaha yang berbasis pada pencarian peluang yang lebih baik (opportunity-driven) dengan wirausaha yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan ekonomi (necessity-driven) Rasio Amerika Utara adalah 5,2 (perbandingan opportunity driven dan necessity driven) sementara rasio terendah adalah untuk region Afria, dengan nilai 1,5. Wirausaha yang berbasis pada peluang cenderung memberikan dampak lebih tinggi, dan cenderung berprospek untuk penciptaan lapangan kerja.
Secara keseluruhan, berdasarkan laporan GEM 2017/2018, terjadi penurunan akan harapan wirausaha untuk menciptakan lapangan kerja, terutama di negara-negara dengan tingkat perkembangan ekonomi terendah, atau factor driven economies. Dibandingkan tahun 2016, secara global, 43% tidak berencana menambah jumlah tenaga kerja secara signifikan dalam waktu 5 tahun. Di tahun 2017, wirausaha yang tidak berencana menambah jumlah tenaga kerja meningkat menjadi 64%. Perubahan ini mengindikasikan kecenderungan para wirausaha untuk mengoperasikan usahanya sendiri atau memilih usahanya kecil dengan mengandalkan jejaring, mitra dan faktor lain seperti pemanfaatan teknologi.
Kondisi di Indonesia
Berbeda dengan pola global dimana tingkat partisipasi dalam berwirausaha meningkat, jumlah wirausaha baru di Indonesia malah menurun. Jika di tahun 2016 ada 14 persen wirausaha pemula, di tahun 2017 jumlah ini menurun drastis hampir setengahnya, menjadi 7,5 persen. Kecenderungan penurunan ini diikuti dengan meningkatnya jumlah wirausaha yang berhenti menjalankan usahanya, dari 3 persen di tahun 2016 menjadi 4 persen di tahun 2017. Hal ini berarti, di tahun 2017, ada 4 dari 100 orang dewasa di Indonesia yang berhenti menjalankan usahanya.