’’Mereka tinggal bersama masyarakat, karena sudah dibekali uang saku untuk makan dan keperluan sehari-harinya, dan uang prajurit untuk makan diberikan kepada pemilik rumah untuk masak, sehingga para prajurit tidak membebani masyarakat,’’ katanya.
Pada tahap pertama, lanjut Desy, mereka diberikan tugas untuk melakukan sosialisasi, edukasi dan mengubah cara pandang masyarakat tentang lingkungan.
“Kami berharap enam bulan ke depan, sampai yang berada di bantaran dan mengalir di Sungai Citarum sudah tidak ada,” ungkapnya.
Sementara itu, Dansektor VI Kol Inf Yudi Zanibar menyusuri aliran Sungai anak Citarum dan Citarum berada di Desa/Kecamatan Bojongsoang, Baleendah dan sampai Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot.
’’Kami sudah lima hari berada dibibir sungai, inilah kondisinya masih dipenuhi sampah,’’ ucap Yudi.
Yudi pun mengaku, hingga kini pihaknya masih melakukan pendekatan kepada warga dengan melakukan sosialisasi di Desa Tegalluar, Buahbatu Bojongsari, Bojongsoang, Citereup, Baleendah, Jelekong, Manggahang dan Baleendah.
Selama lima hari, pihaknya masih menemukan kesulitan untuk membuang sampah warga yang menumpuk di bantaran Sungai Citarum.
’’Kami terpaksa membakar sampah-sampah yang menumpuk di bantaran sungai, dari pada sama warga di buang ke sungai, akhirnya kami bakar, hal ini dilakukan karena sulitnya pengangkutan sampah,’’ pungkas dia. (yul/yan)