Duel klasik antara Persib Bandung kontra PSMS Medan kembali tersaji. Kali ini kedua tim saling bentrok di fase grup Piala Presiden 2018 Grup A, Minggu (21/1) malam WIB. Laga ini memang selalu ditunggu pencinta sepak bola tanah air.
Setelah hampir enam tahun tak bersua, Maung Bandung dan Ayam Kinantan kembali adu kebolehan di atas lapangan hijau. Seperti diketahui, rivalitas kedua tim sudah mengakar sejak era Perserikatan. Kedua tim pernah bertemu dalam tiga laga puncak pada 1967, 1983, dan 1985. Semua digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Dari tiga laga puncak itu, Persib tak pernah kalah. Pada 1967 kalah 0-2, pada final Divisi Utama Perserikatan 1983 Persib kalah 2-3 lewat drama adu penalti, dan pada 1985 kembali kalah juga lewat adu penalti dengan skor 3-4. Kedua tim terakhir kali bersua di ISL 2011-2012. Kini, setelah menungga lama, laga klasik ini kembali tersaji.
PSMS Medan tiga kali mengalahkan Persib di laga puncak
PSMS Medan tiga kali mengalahkan Persib di laga puncak (liga-indonesia.id)
Persib sendiri enggan meremehkan PSMS yang berstatus tim promosi di Liga 1 2018. Dalam hal rivalitas, status tak menjadi faktor utama. Di lapangan, motivasi para pemain hanya satu yakni membawa timnya bisa mengalahkan sang rival. Terkadang dalam duel klasik, kebintangan sebuah tim tak menjadi ukuran utama.
Terlebih, pada laga pertama di Grup A, PSMS telah membuktikan layak diwaspadai setelah mampu mengalahkan tim kuat PSMS Makassar. Gelandang Persib, Eka Ramdani, menyebut timnya harus bekerja ekstra keras jika menginginkan kemenangan pada pertandingan. “Tidak bisa berleha-leha,” tegas mantan pemain Persela Lamongan tersebut dalam laman resmi klub.
Meski tidak mau meremehkan lawan, pemain yang akrab disapa Ebol ini menegaskan bahwa Persib memasang target poin penuh atas PSMS. Sebab kemenangan atas tim berjuluk Ayam Kinantan itu akan mempermudah langkah Persib ke babak selanjutnya.
“Kami sudah membuka satu jalan. Saya pikir pertandingan hari ini adalah satu jalan lagi untuk bisa lolos ke babak selanjutnya,” imbuh Ebol.