Selain itu, lanjut dia, petugas dapat dengan sabar saat menjalankan Coklit. Terkadang, ketika mendatangi rumah, masyarakat sedang berada di luar. ”Petugas harus sabar kadang ketuk pintu sekali tidak ada di rumah. Menjunjung tinggi akuntabilitas, keakurasian dan kejujuran,” pungkas Nurul.
Terkait generasi milenial yang jadi bidikan para calon, penggiat Media Sosial Dedi Suhendra menilai dunia maya cukup efektif untuk meraih simpati dari pemilih pemula.Apalagi generasi milenial cukup sering berinteraksi melalui media sosial (medsos). ”Generasi milenial paling banyak berinteraksi di medsos, jadi cukup ampuh untuk bersosialisasi kepada pemilih pemula,” ujar Dedi.
Bahkan jika merunut ke dalam angka, dirinya berani memberikan angka tinggi terhadap efektifitas medsos untuk menyasar pemilih pemula. ”Kalau dihitung dari angka 1 sampai 10, efektifitas medsos untuk bersosialisasi berada di angka 8 hingga 9,” ucapnya
Selain itu, kata Dedi, berbagai isu besar banyak yang berawal dari medsos. Hal itu termasuk isu-isu Pilkada di dalamnya. ”Saat ini medsos menjadi alat efektif untuk sosialisasi. Jangankan isu Pilkada, isu biasapun bisa ramai jika sudah terposting ke medsos,” ungkapnya.
Apalagi kata Dedi, menyosialisasikan sesuatu di medsos tidak mengganggu ketertiban umum. Bahkan bisa dilakukan kapan saja, sebab tak ada batasan waktu. ”Tak ada batasan waktu, sasaran bisa ditentukan,” pungkasnya. (nif/jar/rmol/ign)