JAKARTA – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bakal menggandeng pemerintah Jepang dalam upaya restorasi sungai Citarum dan sistem pembangkit listrik tenaga sampah.
Hal ini dibahas dalam pertemuan Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar dalam pertemuan dengan Wakil Menteri bidang Lingkungan Hidup Jepang, Arata Takebe di Jakarta kemarin (19/1). Keduanya melakukan dialog dalam kebijakan lingkungan hidup.
Arata menyatakan, komitmennya untuk membantu indonesia untuk merestorasi sungai Citarum yang selama ini dinilai sudah tercemar berat. Pada awalnya, pihak Jepang akan terlebih dahulu melakukan riset dan identifikasi penyebab tercemarnya sungai yang membelah Jawa Barat ini. ”Kami juga akan akomodasi keinginan dari pemerintah indonesia,” jelas Arata.
Arata menyampaikan, pertemuan lebih lanjut aan diadakan tanggal 26-27 Februari 2018. Memabahas lebih detil langkah restorasi Citarum dan pengembangan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa). Arata berharap, hasil dari dialog kebijakan lingkungan ini bisa segera dilaksanakan pada April mendatang.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, kerjasama ini sangat penting untuk masa depan sungai Citarum. Isu Citarum sudah beberapa kali di bahas dalam sidang kabinet terbatas. ”Perintah Presiden jelas, dalam waktu 7 tahun (permasalahan, Red) Sungai Citarum sudah harus selesai,” tandasnya.
Jika restorasi Citarum sukses, satu atau 2 tahun setelahnya KLHK akan mereplikasi di DAS-DAS (Daerah Aliran Sungai) penting di seluruh wilayah Indonesia.
Siti mengatakan, saat ini Pemerintah Indonesia melalui KLHK tengah menangani 15 DAS prioritas dari 17.000 DAS yang ada di Indonesia. ”Dialog Kebijakan Lingkungan akan terus dikembangkan bersama KBRI Jepang di Jakarta. Terutama soal Restorasi Sungai dan teknologi yang mengatasi kerusakan danau,” urainya. (tau/rie)