Di sisi lain, pasangan calon ASIK ini memiliki modal lain yang akan membuka peluang menang meskipun dinilai masih berat. Yaitu aspek barisan koalisi ini yang solid sebagai partai pendukung Prabowo Subianto.
”Kelebihan pasangan calon ini lebih ke memiliki barisan koalisi yang solid sebagai pendukung Prabowo Subianto,” ujarnya.
Salah satu solusi tambah Hadi, untuk membuka peluang atau kesempatan pasangan calon Asyik ini bisa menang yaitu, harus memiliki tim lapangan yang kuat. Baik itu dari Partai Gerindra maupun PKS dan PAN.
Di samping itu, Tim Pemenangan pasangan calon Asyik ini pun harus melakukan personal branding yang pas untuk mengambil simpati masyarakat. Terutama meningkatkan popularitas kedua kandidat ini yang masih rendah.
Di tempat yang berbeda, Peneliti Senior sekaligus Direktur Utama dari Lembaga Survei Parameter Agus Aribowo menambahkan, pasangan Asyik ini diprediksikan akan lebih memainkan mesin partai, tidak akan banyak mengoptimalkan personal branding.
”Sebab, Mayjen Sudrajat itu tidak ada tahu, tak banyak yang kenal dia. Begitu juga dengan Ahmad Syaikhu kurang populer mengingat hanya cakupannya di Bekasi saja. Sehingga, pasangan Asyik lebih banyak mengandalkan mesin partai yang solid dan memainkan isu terkini,” tuturnya.
Adapun soal detail isu-isu yang akan digunakan oleh pasangan Asyik ini diprediksikan bukan isu kesehatan ataupun pendidikan. Sebab, isu ini dinilai tidak akan laku. Mengingat Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan yang memiliki janji menggratiskan pendidikan, tapi nyatanya tidak bisa menyeluruh direalisasikan.
”Sehingga isu pendidikan kurang seksi untuk dijual kepada masyarakat Jawa Barat. Isu kesehatan juga yang kurang diminati,” ujarnya.
Masyarakat Jawa Barat sudah cukup pintar untuk mengerti soal isu ataupun program yang realistis bisa terealisasi di Jawa Barat. Sehingga, jika ada kandidat yang menawarkan atau menjaul program-program yang fantastis, dipandang tidak tidak akan diminati. (mg2/rie)