JAKARTA – Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menjamin bahwa siklus krisis ekonomi 10 tahunan tidak akan kembali terjadi di Indonesia. Menurutnya, krisis ekonomi sudah selesai pada 2016 lalu meski pertumbuhan ekonomi belum menjanjikan.
Sebelumnya indonesia mengalami siklus krisisi ekonomi pada 1998 dan 2008. Berjarak sepuluh tahun. Luhut menangkap banyak kabar beredar bahwa ekonomi akan kembali jatuh pada tahun 2018 ini. Sesuai dengan siklus 10 tahunan tersebut.
”Sampai detik ini, Saya tidak melihat ada tanda-tanda ekonomi kita akan bermasalah. Sama sekali tidak ada,” kata Luhut kemarin (7/1).
Menurut Luhut, Jika Ekonomi bermasalah, pasti ada tanda-tandanya. Seperti layaknya orang sakit, pasti ada gejala-gejala yang mengawalinya. Menurut Luhut, belum ada satu pun indikator ekonomi yang mengatakan ekonomi Indonesia akan mengalami krisis. Lebih dari itu, sekarang tidak ada satupun institusi internasional yang mengatakan Indonesia punya masalah.
Luhut mengatakan, menilik semua rating-rating dunia pada tahun 2015 akhir, dengan 2016 akhir, dan dengan 2017 akhir, maka terlihat sekali keadaan ekonomi Indonesia terus meningkat. Sejalan dengan stabilitas politik dan keamanan nasional.
Menurut Luhut, ramalan The World Economic Forum dan PricewaterhouseCoopers memproyeksikan Indonesia pada 2030 akan memiliki GDP (Gross Domestic Product) di peringkat 5 dunia, yakni sebesar USD 5,424 triliun. Angka ini di atas GDP negara maju seperti Jerman atau Prancis.
”Artinya program-program pemerintah sudah benar, mulai dari program pembangunan infrastruktur di kota maupun pedesaan, penyaluran dana desa, pengembangan pertanian, program Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, sampai Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera,” kata pria kelahiran Sumatera Utara ini.
Sebenarnya, menurut Luhut masa perlambatan ekonomi terjadi rata-rata pada siklus 7 tahunan. Bukan 10 tahunan. Terakhir seharusnya terjadi pada tahun 2016. Tapi, pemerintah Indonesia saat itu sudah bisa mengendalikan siklus bisnis dengan baik dengan melaksanakan kebijakan fiskal dan moneter secara tepat.
”Ketika perlambatan hampir terjadi, waktu itu pemerintah mempercepat belanja infrastruktur dan pencairan program program yang menyentuh kemiskinan, serta mengendalikan harga pangan,” urainya. Kemudian ketika inflasi stabil di angka rendah, suku bunga diturunkan.
Dia mengatakan, di 2016 Indonesia telah lolos dari resesi. Pada 2018 ini, Luhut mengatakan pemerintah akan menerapkan strategi yang lebih ”reaching out”. Dengan kata lain lebih jemput bola.