BANDUNG – Langkah Bio Farma untuk melakukan aksi preventif wabah difteri, terus dilakukan secara masif. Terbaru, perusahaan pelat merah tersebut menggelar penyuluhan di lingkungan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat, Kamis, (4/1).
Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri adalah penyakit infeksi menular dengan resiko kematian bagi penderitanya. Kegiatan sosialisasi juga mengenalkan bahaya penyakit difteri, sekaligus pemberian vaksin bagi pegawai dan keluarga.
“Kami bekerjasama dengan Biofarma sebagai BUMN yang memproduksi berbagai jenis vaksin nasional. Tak hanya menghadirkan narasumber, semua karyawan dan keluarga juga berkomitmen untuk memutus mata rantai penularan melalui pemberian vaksin difteri,” ujar Kepala Humas BI Jabar, Yayan Istiandi.
Menurutnya, edukasi secara komprehensif mutlak dibutuhkan masyarakat, khususnya bagi BI Jabar yang concern terhadap kesehatan para pegawai dan keluarganya. “Tujuan kegiatan sosialisasi ini adalah sebagai upaya untuk memberikan pemahaman komprehensif terhadap bahaya penyakit difteri. Kami juga perdalam berbagai riaikonya dalam forum diskusi dan tanya jawab dengan seluruh pegawai,” bebernya.
Mengantisipasi wabah yang kian meluas, Bio Farma terus memproduksi vaksin yang mengandung difteri, sekaligus memaksimalkan kapasitas yang ada. Vaksin dengan kandungan difteri yang terdiri dari DT, Td dan DTP-HB-Hib, pada tahun 2018 akan diproduksi sebanyak 19.5 juta vial.
Jumlah tersebut, sudah termasuk untuk kebutuhan imunisasi nasional dan untuk kebutuhan Oubreak Response Immunization (ORI).
Corporate Secretary Bio Farma, Bambang Heriyanto menyatakan, Bio Farma siap untuk memenuhi kebutuhan vaksin yang mengandung difteri. Dengan kemampuan produksi di angka tersebut diharapkan, dapat memenuhi kebutuhan pemerintah baik untuk program imunisasi rutin maupun untuk pencegahan KLB difteri.
“Dengan kemampuan dan kapasitas yang ada, kami siap untuk memenuhi kebutuhan pemerintah untuk mencegah KLB difteri semakin menyebar di Jabar dan bahkan di seluruh Indonesia. Total produksi vaksin dengan kandungan difteri yang akan kami produksi pada tahun 2018 akan ditingkatkan kapasitas produksinya menjadi 19,5 juta vial”, ujar Bambang.