Haru dalam Misa Rasa Indonesia di Kapel Jerusalem

Memasuki Minggu siang dan malam, yang mengemuka di Bethlehem sudah pasti perayaan Natal. Dengan Gereja Nativitas sebagai sentral.

Di sana, misa digelar tiap jam pada Minggu sampai Senin (25/12). Sebab, umat Nasrani wajib mengikuti misa malam Natal dan misa Natal.

Di Gereja Nativitas, misa diselenggarakan dalam berbagai bahasa: Inggris, Latin, Ibrani, Italia, dan bisa juga Indonesia jika memang ada permintaan. Tapi, pada Minggu malam lalu itu tak ada kebaktian dalam bahasa Indonesia.

Yang ada justru di Kapel Notre Dame di salah satu sudut Kota Jerusalem, sekitar 10 kilometer dari Bethlehem. Tempat kami menuju dari Bethlehem pada Minggu malam lalu itu.

Di kapel tersebut, ada tiga pastor yang memimpin misa. Semuanya berasal dari Indonesia. Selain Pater Al, dua lagi adalah Romo Garbito dan Pastor Bernardinus Palangngan. Tapi, pada misa Minggu malam itu, hanya Romo Garbito yang melayani umat dari Indonesia.

Malam itu ada sekitar 100 umat Katolik dari Indonesia yang mengikuti misa di sana. Mereka kebetulan sedang berziarah di Jerusalem. Semuanya kompak memakai topi Sinterklas yang menjadi simbol Natal.

”Kami bertiga tadi bersepakat bahwa hari ini sudah Natal. Maka, kami ucapkan selamat Natal kepada Bapak-Ibu dan Saudaraku sekalian,” kata Romo Garbito di ujung misa.

Seluruh umat pun lantas bersalaman. Saling mengucapkan selamat Natal sekaligus bercakap-cakap ringan. Minimal menanyakan daerah asal satu sama lain.

Mereka yang sudah sepuh menitikkan air mata. Terharu karena diberi kesempatan merayakan Natal di tanah kelahiran Yesus Kristus.

Jerusalem, kota suci bagi tiga agama Samawi, juga tampak tenang pada Minggu malam lalu itu. Di kota tersebut, kekuasaan tumbuh dan runtuh. Perang berkali-kali terjadi selama beratus-ratus tahun.

Tapi, pada Minggu malam lalu itu, seperti juga di Bethlehem, kesibukan yang menonjol terlihat di berbagai gereja dan kapel. Tempat misa malam Natal diadakan. Jerusalem, setidaknya pada malam itu, tampak damai.

Doa bagi kedamaian Jerusalem juga dilontarkan Paus Fransiskus dalam Urbi et Orbi atau pesan untuk Kota Roma dan dunia. Paus berharap adanya dialog untuk merealisasikan solusi damai dua negara.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan