10 Camat Dikirim ke Korsel

BANDUNG – Setiap tahun Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memberikan “raport” kinerja aparat-aparat kewilayahan, termasuk para camat dan lurak. Kegiatan itu menurut Wali Kota Bandung, M. Ridwan Kamil untuk memberi memotivasi. Hasilnya terpilih 10 camat dan 10 lurah terbaik, yang akan mendapatkan reward.

”Hadiahnya, akan dikirim ke Korea Selatan untuk sekolah dan kursus tentang manajemen pemerintahan,” kata Ridwan Kamil usai acara pemberian penghargaan pada 10 Camat dan Lurah terbaik di Hotel Cipaku Kota Bandung, kemarin (26/12).

Dia juga menjelaskan dipilihnya Korea Selatan sebagai tempat belajar manajemen pemerintahan karena Pemkot Bandung sudah punya perjanjian kerjasama dengan Negara tersebut. Menurutnya selain dengan Korea Selatan Pemkot Bandung sudah punya kerjasama serupa dengan Singapura dan Amerika Serikat.

”Kan kita kerjasamanya ke Tiga negara Singapura Korea dan dan Amerika Serikat,” ujarnya.

Dia mengatakan pengiriman tugas belajar aparat sipil Negara (ASN) Pemkot Bandung disesuaikan dengam keperluan dan perjanjian kerjasama yang sudah ada. ”Lurah dan Camat yang bagus ke Korea Selatan, dinas-dinas yang bagus ke Amerika Serikat,” tandasnya.

Selain itu, Ridwan pun menyampaikan pada para pemimpin kewilayahan itu agar menjaga situasi tetap normal normal rate kotanya tetap bersih tertib dan pelayanan tidak ada komplain. ”Yang saya titipkan kepada para pemimpin kewilayahan agar menjaga situasi tetap normal,” ungkapnya.

Dia juga memberikan teguran terkait penyerapan anggaran dari Program PIPPK (Program Inovasi Pembangunan dan Pemberdayaan Kewilayahan), yang menurutnya hanya mampu diserap sebesar 50 persen. ”Hal itu membuktikan jika lurah menjalankan program tersebut tidak serius dan berprinsip yang penting selesai,” tegurnya.

Ridwan juga mengatakan Program PIPPK seharusnya melibatkan warga, seperti gagasan mengenai pemanfaatan dan PIPPK harus datang dari tingkat RW. ”PIPPK itu supaya warga berdaya bukan lurah bikin proyek. Tolong perbaiki metode aspirasinya, jangan hanya sekadar menghadiskan anggaran dan selesai,” ujarnya pada sejumlah lurah yang hadir.

Ridwan melihat lonjakan pemanfaatan dana PIPPK justru terjadi pada akhir tahun, Seharusnya, PIPPK berjalan dari awal hingga pertengahan tahun. ”Jangan dipepet-pepet, Kalau anggaran dipepet, berarti Bapak Ibu (lurah) tidak merencanakan administrasi secara cermat,” kata Emil.

Tinggalkan Balasan