SUMEDANG – Ketua PMI Provinsi Jawa Barat Irjen Pol (Purn) Drs H Adang Rochjana mengatakan, stok darah PMI di tingkat Provinsi Jawa Barat pertahunnya mencapai 400 ribu labu. Semua itu didapat dari PMI yang ada di setiap kabupaten/kota.
“Namun stok darah sebanyak itu tanpa diimbangi dengan tempat yang memadai,” katanya saat diwawancara Sumeks dalam sebuah kegiatan di Sumedang, baru-baru ini.
Meski begitu, dia menyayangkan saat banyak sumbangan darah dari masyarakat, namun tidak dapat ditampung dengan baik. “Saya sudah komunikasikan hal ini dengan pemerintah provinsi. Termasuk penyimpanan darah di PMI yang ada di kabupaten, agar darah yang tertampung dapat disimpan dengan baik,” tuturnya.
Sementara itu, ditanya masalah adanya biaya yang harus dikeluarkan pemanfaat, Adang menyebutkan jika uang yang dikeluarkan hanya sebagai biaya penrosesan darah saja.
“Sebab darah tidak bisa digunakan langsung, tetapi harus diproses di Unit Donor Darah (UDD) terlebih dahulu,” sebutnya.
Meski begitu, menurut Adang, tidak semua darah yang didonorkan dapat dimanfaatkan. “Bagaimana kalau darah tersebut menjadi mengandung virus yang menyebabkan membahayakan,” tukasnya. (nur)