Cegah Pergaulan Bebas dengan Peran Orangtua

NGAMPRAH – Untuk menghindari dari dampak pergaulan, peran orang tua harus memberikan perhatian dan pengawasan. Sebab, tak sedikit, banyak anak-anak yang justru terjerumus pada hal negatif lantaran tidak ada pengawasan dan kedekatan terhadap orangtua.

Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBB Dewi Wulandari mengungkapkan, pada masa sekarang komunikasi antara orang tua dan anak banyak yang kurang inten. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor.

Dirinya menilai, bila kedua orang tuanya bekerja maka dapat dipastikan komunikasi akan terganggu. Sehingga, pengawasan kepada anak jadi berkurang.

Selain itu, ketidak harmonisan hubungan orang tua akibat perceraian menjadi salah satu penyebab kondisi anak menjadi terganggu. Baik secara mental dan kejiwaannya.

“Kita bisa lihat biasanya seorang anak sepulang sekolah yang dicari paling dulu adalah ibunya. Bagi mereka yang ibunya bekerja, tidak bisa melakukannya,”jelas Dewi ketika ditemui kemarin (18.12)

Dirinya menilai, anak-anak dalam memilih bergaul dengan teman yang justru berpotensi terjun pada hal negatif. Terlebih, bila pegaulan yang didapat berada dilingkungan kurang baik.

Untuk itu, pengawasan menjadi salah satu hal penting untuk mecegah anak terbawa arus ke pegaulan yang bersifat negatif.

“Inilah yang menjadi awal ide kita membuat lomba itu. Kita mencoba memberikan kesempatan pada mereka untuk curhat dengan membuat surat untuk ibu dari anak-anaknya. Dan kita juga memberikan pemahaman pada ibu, kalau anak juga perlu perhatiannya,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, beberapa ibu yang hadir sempat menitikan air mata karena surat cintanya dikemas dengan kalimat puitis  dengan makna mendalam.

“Ada seorang anak yang sedang membacakan surat cinta untuk ibunya. Dia sendiri yang harus membuat suratnya juga,” ungkapnya.

Salah seorang pelajar putri Sekolah Menengah Pertama (SMP) membacakan surat cinta yang ditujukan buat ibunya di hadapan ratusan ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kabupaten Bandung Barat. Kalimat demi kalimat yang dibacakan pelajar itu, cukup menyentuh hati perasaan yang hadir.

Dikatakannya, dalam lomba tersebut diikuti oleh 16 pelajar tingkat SMP yang mewakili kecamatan masing-masing se-KBB. Dipilihnya pelajar tingkat SMP, karena anak-anak seusia mereka cukup rawan terpengaruh oleh arus zaman.

Tinggalkan Balasan