“Oleh karena itu, saya sangat mengandalkan dokumen tentang Otista yang selama ini belum digali,” paparnya.
Iip memaparkan, buku yang di karang tersebut di tulis agar generasa sekarang memahami sejaraah perjuangan Otista yang merupakan putra asli dari tanah Pasundan.
Sekelumit dari kisah perjuangan Otista diceritakan dalam buku tersebut bahwa, pada 1930, Paguyuban Pasundan menginisiasi berdirinya Pasi (Pasundan Istri). Bahkan, Otista juga sangat konsen pada regenerasi, ketika dimasa kepemimpinanya, dia dirikan Yop yakni Organisasi Pemuda Pasundan.
“Otista sangat Visioner dan menginginkan bahwa organisasi ini terus hidup dan itu terbukti hingga sekarang,” terangnya.
Iip menambahkan, Otista mendapatkan gelar pahlawan dari pemerintahan pada 1973. Meskipun kematian Otista tragis dibunuh oleh kelompok Laskar Hitam. Dan masih menjadi misterius sampai sekarang.
“Otista lah yang menjadi contoh yang baik, dan Dia lah salah satu tokoh Sunda yang memberi ruang pertama kali untuk Pemuda dan perempuan.
Sementara itu, Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Cucun Ahmad Syamsulrijal menilai, sejarah perjuangan Otista patut menjadi teladan bagi generasi sekarang. Terlebih, Otista merupakan putra asli daerah Kabupaten Bandung.
Otista juga seorang anggota parlemen yang teguh pada prinsip dan dikenal berani. Sebab, semasa hidupnya dia terus menyuarakan pembelaannya untuk rakyat kecil.
“Otista adalah tokoh Sunda yang patut kita teladani utamanya sebagai anggota parlemen untuk terus membela rakyat,” ungkap Cucun.
Sebagai anggota Legislatif, Cucun menyerukan kepada semua anggota parlemen mesti meneladani sosok pahlawan asal Sunda ini. Dia menilai, bahwa perjuangan sekaligus gaya negoisator Otista harus kita teladani.
“Saya berharap akan lahir Oto baru dari anggota legislatif untuk selalu membela rakyat, anggota dewan yang membela ketidakadilan” terangnya.
Sementara itu, salah seorang Cucu Otista, yakni Ratna Iskandar Dinata, 62 mengatakan, adanya buku ini sangat membantu mengnai sejarah kehidupan Otista. Sebabm dari isi buku tersebut banyak sekali data informasi yang tidak terkuak dimasa lalu.
“Dengan buku ini, rakyat Indonesia dan khususnya masyarakat Jawa Barat, lebih mendapatkan informasi dan tentang pengetahuan sepak terjang nilai nilai perjuangan Otista dimasa lalu,”tutup Ratna (yul/yan)