Lomba Pegiat Kopi di Bandung

Dia meyebutkan untuk BBcR kali ini dibagi menjadi dua fase, fase pertama komposeri di mana peserta diminta untuk menyeduh kopi yang disediakan panitia serta bebas menggunakan alat apa pun. Namun kopi dan airnya yang disediakan panitia. ”Dan fase selanjutnya open service, di mana peserta boleh menggunakan kopi nya sendiri,” jelas dia.

Lanjutnya, ada tujuh aspek yang menjadi penilayan yaitu aroma, bau basah, karakter asam dari kopi, body (tingkat kekentalan), rasa yang tertinggal, rasa dan persepsi jurinya.

”Kehadiran BBrC diharapkan dapat menjadi wadah bagi para penggiat kopi dari seluruh Indonesia untuk saling bertukar informasi, pembekalan bagi seluruh peserta, dan tentunya semangat kesatuan untuk terus memajukan potensi kopi sebagai kebanggaan lokal yang kita punya. Kita ingin memberikan kecintaan ini kepada seluruh masyarakat di indonesia, ” sebutnya.

Perwakilan Coklat Retro juga Deputi Marketing Manager SKT Agus Danny Hartono, meyebutkan kerja sama ini selain memiliki semangat yang sama, ini juga tonggak awal bekerja sama dengan BBrC

”Sejauh ini Coklat Retro selalu fokus ke otomotif, dunia custom dan lain-lain karena ada kesamaan yang sama dan frekuensi yang sama dengan BBrC “Local Crafters Pride”, sehingga Coklat Retro turut hadir memeriahkan acara ini,” katanya.

Tambah dia, kedepannya pihaknya akan lebih menjaga kerjasama dengan komunitas kopi ini. Sebab kemunitas kopi tersebut sangat melejit di tambah kopi di Indonesia termasuk dalam kelas premium dan sangat luar biasa. ”Kita ingin mendorong kepada masyarakat bahwa kita punya kopi yang luar biasa,” katanya.

Sementara itu salah satu peserta BBcR Reza Ramadhani meyebutkan kompetisi ini sangat luar biasa. Sebab kata dia di sini banyak berkumpul para barista dari seluruh Indonesia. “Competisi ini sangat bagus, bagi pemula atau pun profesional, bisa banyak sering dan tambah ilmu,” katanya. (pan/ign)

Tinggalkan Balasan