Sistem ini, sebutnya lebih efisiens, hemat anggaran dalam melakukan verivali karena prosesnya dilakukan secara online dan offline melalui jaringan internet bandung.go.id. Sistem data ini sangat unik dan mudah diingat karena mengunakan bahasa yang familiar sehingga semakin memudahkan masyarakat untuk mengakses program aplikasi tersebut.
Tono berharap dengan diluncurkannya Data Center Program Penanganan Fakir Miskin Kota Bandung diharapkan program penanganan fakir miskin dapat lebih terarah, terpadu dan berkesinambungan juga mudah diakses oleh dunia usaha untuk menyalurkan CSR.
“Selain itu, pembangunan yang dilakukan OPD Kota Bandung khusus penananganan fakir miskin dapat berjalan selaras dan terintegrasi dan hal lainnya dapat mempercepat penangulangan kemiskinan di Kota Bandung,” ujarnya.
Dalam pelaksanaannya nanti Tono menambahkan, akan dilakukan oleh seluruh Sumber Daya Manusia (SDM) yang telah ada di Dinsos Kota Bandung, Kecamatan, Kelurahan dan Garda PPKS se-Kota Bandung yang telah dibentuk.
“Data adalah fakta di lapangan, data dapat berupa peristiwa, kejadian, fenomena alam yang berlangsung di masyarakat dan data tersebut bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data juga akan berubah menjadi informasi apabila keberadaannya mampu mengubah seseorang untuk melakukan tindakan dan data yang digunakan dalam perencanaan pembangunan adalah data yang telah menjadi informasi sehingga menjadi bahan untuk menetapkan tindakan untuk merubah keadaan menjadi lebih baik daripada keadaan sebelumnya,” paparnya. (ss/ign)